Borobudur Marathon 2020 diharapkan menjadi pemicu kebangkitan pariwisata

id borobudur marathon, kebangkitan pariwisata

Borobudur Marathon 2020 diharapkan menjadi pemicu kebangkitan pariwisata

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho Rachmadi. (ANTARA/Heru Suyitno)

Magelang (ANTARA) - Borobudur Marathon yang dijadwalkan berlangsung pada pertengahan November 2020 diharapkan menjadi pemicu kebangkitan pariwisata di Magelang, Jawa Tengah, dan Indonesia, kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho Rachmadi.

"Borobudur Marathon insyaallah akan digelar pada pertengahan November 2020. Mudah-mudahan kondisi pandemi COVID-19 di Kabupaten Magelang betul-betul melandai dan melantai," katanya di Magelang, Sabtu.

Ia menyampaikan hal tersebut usai menjadi pembicara pada Focus Group Discussion Strategi Pengembangan Desa Wisata Dalam Menghadapi Tataran Normal Baru Pada Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Hotel Atria Magelang.



Sinoeng menyampaikan apakah nanti ada batasan tertentu bagi kuota pelari, ini yang sedang menjadi pembahasan. Misalnya pelari dari luar negeri dibatasi.

"Pelari luar negeri dari negara zona merah jangan dulu. Jadi dibatasi untuk yang mancanegara, justru akan kita buka yang dari nusantara. Tetapi ini belum keputusan final, masih dalam pemahasan," katanya.

Menyinggung evaluasi uji coba operasional Taman Wisata Candi Borobudur pada 25 Juni-9 Juli 2020, Sinoeng menyampaikan kondisi orang berwisata saat ini ternyata belum maksimal.

"Kapasitas yang sediakan sebanyak 1.500 per hari selama masa uji coba operasional, ternyata dari laporan yang sempat saya baca sekilas Borobudur dikunjungi sekitar 200 hingga 400 wisatawan per hari," katanya.



Ia menyampaikan penerapan protokol kesehatan bagi wisatawan cukup ketat, namun pihaknya menyayangkan justru di luar Borobudur orang banyak berkerumun.

"Inilah yang kemudian saya usulkan pada Bupati Magelang apakah ada petugas seperti 'pecalang' di Bali untuk mengawasi dan mengingatkan orang yang berkerumun di sekitar daya tarik itu. Jadi jangan hanya fokus pada daya tarik saja, tetapi juga arah menuju lokasi, apakah itu di pasar, warung dan sebagainya," katanya.

Sinoeng mengingatkan jangan sampai fokus di Taman Wisata Candi Borobudur, namun justru yang mengerucut lingkungan sekitarnya. Memang yang berkerumun  bukan wisatawan, tetapi mereka berada di sekitar Borobudur.