Jenewa (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah pes yang baru-baru ini muncul di China bisa “ditangani dengan baik”, serta tidak menganggapnya cukup untuk disebut mempunyai risiko tinggi.
“Untuk saat ini, kami tidak menganggapnya berisiko tinggi, namun kami mengawasi dan memantau dengan hati-hati,” ujar juru bicara WHO, Margaret Harris, kepada wartawan di Jenewa, Selasa.
Otoritas lokal di kota Bayan Nur, wilayah Mongolia Dalam, China, pada Minggu (5/7) mengeluarkan peringatan soal wabah pes, sehari setelah sebuah rumah sakit melaporkan satu kasus lagi yang diduga pes.
Sebelumnya ada total empat kasus penyakit pes pada manusia yang terjadi di sana, November tahun lalu, termasuk dua kasus terkait pneumonia—jenis yang lebih mematikan.
“Kami memantau wabah yang terjadi di China, kami mengamatinya secara lekat dalam kerja sama dengan dengan otoritas China dan Mongolia,” kata Harris menambahkan.
Wabah pes, yang dalam sejarah Abad Pertengahan dikenal sebagai the Black Death (kematian hitam), adalah penyakit infeksi menular dan seringkali berakibat fatal yang kebanyakan ditularkan oleh hewan sejenis tikus.
Kasusnya biasa muncul di China, sekalipun kini menjadi semakin jarang terjadi.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Ribuan ekor sapi di OKU terjangkit penyakit cacar
Rabu, 24 Mei 2023 18:26 Wib
Pemkab Tanggamus terus antisipasi merebaknya wabah LSD pada sapi
Selasa, 16 Mei 2023 14:49 Wib
Ratusan ekor sapi dan kerbau di OKU Sumsel terjangkit virus LSD
Kamis, 6 April 2023 12:59 Wib
Provinsi Bengkulu disebut darurat wabah penyakit mulut dan kuku
Jumat, 5 Agustus 2022 13:41 Wib
FAO dan Australia bantu Indonesia tangani PMK
Selasa, 2 Agustus 2022 14:48 Wib
Nah... Gubernur Bengkulu minta peternak segera musnahkan hewan terinfeksi PMK
Jumat, 29 Juli 2022 18:55 Wib
Wagub Lampung imbau masyarakat waspadai penularan cacar monyet
Selasa, 26 Juli 2022 13:59 Wib
Wabah COVID di Makau capai lebih dari 900 kasus
Selasa, 5 Juli 2022 12:35 Wib