Setelah terhenti tiga bulan, pelaku pariwisata di Aceh mulai jual paket wisata

id Aceh,normal baru,covid-19,virus corona,pariwisata,pemerintah aceh,provinsi aceh,pemprov aceh

Setelah terhenti tiga bulan, pelaku pariwisata di Aceh mulai jual paket wisata

Wisatawan mengabadikan tulisan Kilometer O di Pulau Weh, Kota Sabang, Selasa (6/8/2019). Tugu Kilometer Indonesia tersebut menjadi destinasi favorit wisatawan berkunjung ke Sabang. Antara Aceh/M Haris SA

Paket yang kami tawarkan juga wisata alam, seperti selam dan perkemahan
Banda Aceh (ANTARA) - Kalangan pelaku pariwisata di Aceh mulai menjual paket wisata setelah terhenti sejak tiga bulan terakhir akibat pandemi COVID-19.

Afri Rizki, pengelolaan usaha pariwisata Youth Holiday di Banda Aceh, Rabu mengatakan, pihaknya sudah menawarkan paket sejak awal Juni lalu.

"Paket yang kami tawarkan juga wisata alam, seperti selam dan perkemahan. Hingga kini sudah tiga paket yang terjual. Peminatnya masih sebatas wisatawan lokal atau hanya dari Aceh saja," kata Afri Rizki.
Baca juga: Meriam peninggalan Kerajaan Aceh menjadi situs wisata baru di Aceh Barat


Afri Rizki yang juga Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (Asppi) Aceh Besar mengatakan peminat paket wisata yang ditawarkan cukup banyak. Mereka dari pegawai pemerintahan, karyawan swasta, bahkan mahasiswa dan pelajar

Dalam kondisi pandemi COVID-19 sekarang ini, lanjutnyam, jumlah wisatawan dibatasi. Satu paket dibatasi maksimal 15 orang.

"Kami juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Setiap wisatawan yang mengikuti paket kami wajib memakai masker, menjaga jarak, cairan antiseptik tangan serta membawa peralatan makan sendiri," katanya.

Sementara itu  Rizal Faisal dari Alifa Tour dan Travel menambahkan usaha yang dilakoninya juga sudah menjual paket wisata.

"Tapi, baru satu yang laku dengan wisatawan pasangan suami istri luar Aceh. Mereka minta dibawa ke Sabang serta berkeliling di Banda Aceh," katanya.

Namun, menurut dia, di Banda Aceh belum semua destinasi wisata dibuka, sehingga wisatawan tersebut hanya dibawa mengunjungi beberapa masjid.

Saat ini, tambahnya,  minat wisatawan Malaysia ke Aceh sangat besar, namun mereka tidak bisa berkunjung dikarenakan  selain pandemi COVID-19, penerbangan ke Aceh juga masih terbatas.

Terkait protokol kesehatan, Rizal Faisal menyebutkan pihaknya juga menerapkan secara ketat. Bagi pembeli paket wisata diwajibkan menyertakan hasil tes swab.

"Kalau kami, minta dikirim terlebih dulu hasil swab. Kalau ada, baru kami setujui pembelian paketnya. Sedangkan pakai masker jaga jarak dan selalu menggunakan cairan pencuci tangan merupakan keharusan," katanya.
Baca juga: Museum Tsunami Aceh dipersiapkan buka lagi menuju new normal.


Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh Jamaluddin mengatakan banyak lokasi pariwisata di Aceh sudah dibuka setelah sempat ditutup untuk mencegah penularan COVID-19.

"Kepala pengelola usaha pariwisata, kami ingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan seperti yang ditetapkan Menteri Kesehatan, sehingga usaha tetap berjalan dan pencegahan COVID-19 tetap dilakukan," katanya.