Kapolda: Operasi Tinombala di Poso jalan terus

id Kapolda, tegas, operasi

Kapolda: Operasi Tinombala di Poso jalan terus

Kapolda Sulteng Irjen Polisi Syafril Nursal.(ANTARA/Sulapto Sali).

Jangankan dihentikan, dikendorkan saja tidak boleh, Operasi Tinombala terus digelar, kata Kapolda
Palu (ANTARA) - Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Polisi Syafril Nursal menegaskan Operasi Tinombala yang digelar selama ini untuk memburu orang-orang yang tercatat dalam daftar pencarian orang (DPO) kelompok sipil bersenjata maupun simpatisan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kabupaten Poso akan terus dilakukan.

“Jangankan dihentikan, dikendorkan saja tidak boleh, Operasi Tinombala terus digelar,” kata Kapolda di hadapan anggotanya saat memimpin apel di Mapolda Sulteng seperti dikutip dari rilis Bidhumas Polda, di Palu, Senin.

Irjen Syafril menjelaskan berdasarkan evaluasi, operasi tersebut telah berhasil mengamankan terduga pelaku teror yang masuk dalam DPO Mujahidin Indonesia Timur maupun simpatisan dari wilayah Kabupaten Poso.

Baca juga: PHRI Sulteng optimistis kenormalan baru mampu bangkitkan perekonomian nasional

“Data dari tahun 2011 sampai dengan 2020, dimana tahun 2011 jumlah DPO yang di atas gunung berjumlah 11 orang, Operasi Tinombala menangkap empat orang, juga terjadi penangkapan di luar DPO sejumlah tujuh orang, mereka-mereka akan bergabung di atas gunung dengan membawa peralatan untuk mendukung kegiatan di atas gunung biru Poso,” jelasnya.

Kemudian tahun 2012 ada tujuh orang terduga DPO yang ditangkap dan tahun 2013 DPO dari tujuh orang menjadi 24 orang.

“Tahun 2014 turun menjadi 20 dimana dua DPO ditangkap, dan ada 25 orang di luar DPO ikut ditangkap, tahun 2015 DPO tersisa 18 orang, ditangkap lima orang, di luar DPO ditangkap 23 orang, tiba-tiba tahun 2016 DPO menjadi 41 orang, ditangkap DPO 32 orang dan enam orang di luar DPO,” ujarnya.

Ia menjelaskan, tahun 2017, jumlah DPO turun menjadi tujuh orang, namun tahun 2019 naik menjadi 10 orang dan ditangkap tiga orang, kemudian dalam perkembangannya DPO kembali naik menjadi 18 orang yang bersembunyi di atas gunung biru Poso.

Baca juga: Kapolda katakan penanganan Poso tidak cukup penegakkan hukum dan operasi militer

“Dalam Operasi Tinombala tahap II 2020, Polri sudah menangkap lima DPO dan 17 orang di luar DPO yang diketahui membawa peralatan termasuk bahan peledak untuk membuat bom,” jelasnya.

Oleh karena itu, tegas Kapolda, operasi perburuan terduga teroris ini baru bisa dihentikan apabila semua terduga teroris yang ada di Kabupaten Poso, baik yang berada di atas gunung ataupun yang berada di bawah ditangkap dan diselesaikan masalahnya.

“Saat ini hanya dilakukan proses hukum penangkapan untuk yang berada di atas, sedangkan yang di bawah tidak digarap dan persoalan di bawah ini bukan persoalan polisi saja, seperti contoh ada dugaan kelompok-kelompok di sana yang membina teroris,” katanya.

Kapolda mengajak semua pihak termasuk pemerintah daerah, untuk bersama menjaga dan memberantas adanya dugaan aksi terorisme tersebut agar tidak terjadi di tengah masyarakat setempat.