Batik Air, Garuda, Sriwijaya, Citilink buka lagi penerbangan ke Timika Papua mulai 10 Juni

id batik air,mimika,penerbangan timika,timika

Batik Air, Garuda, Sriwijaya, Citilink buka lagi penerbangan ke Timika Papua mulai 10 Juni

Pengaturan penumpang Batik Air (Rilis Lion Air)

Masuk secara bergiliran di Bandara Mozes Kilangin Timika yaitu Batik Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Citilink yaitu dua kali seminggu.
Timika (ANTARA) - Maskapai penerbangan Batik Air dari Grup Lion Air akan membuka kembali penerbangan ke Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua mulai 10 Juni mendatang setelah sebelumnya penerbangan mengangkut penumpang dari dan ke Timika ditutup sejak 26 Maret 2020. Maskapai lain juga menyiapkan diri terbang lagi ke Timika.

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan Dinas Perhubungan Mimika sudah menggelar rapat dengan seluruh operator penerbangan menyikapi keputusan bersama Pemkab Mimika dengan jajaran Forkopimda dan DPRD setempat terkait penerapan kebijakan Pra New Normal di Kabupaten Mimika.

Dalam rapat itu diputuskan bahwa penerbangan ke Timika dan dari Timika akan dibuka mulai 11 Juni 2020.

"Kemarin memang disepakati bahwa penerbangan ke Timika akan dimulai kembali tanggal 11 Juni. Rencananya pesawat Garuda Indonesia akan masuk ke Timika tanggal 11 Juni. Kami baru menerima surat dari Batik Air, mereka minta untuk masuk ke Timika tanggal 10 Juni. Nantinya setiap hari akan ada satu penerbangan yang masuk ke Timika," kata John.
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri tinjau penerjunan prajurit di Bandara Timika


Empat operator penerbangan yang selama ini melayani penerbangan ke Timika akan masuk secara bergiliran di Bandara Mozes Kilangin Timika yaitu Batik Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Citilink yaitu dua kali seminggu.

Untuk dapat melayani penerbangan ke Timika, semua operator penerbangan tersebut wajib mematuhi persyaratan atau protokol pencegahan COVID-19 yaitu mengurangi tingkat isian kursi penumpang hingga maksimal hanya 50 persen.

Selain itu, penumpang yang hendak berangkat harus merupakan orang yang sehat dan bebas COVID-19 dengan menunjukan surat keterangan bebas COVID-19 melalui pemeriksaan rapid test atau swab test.

"Penerbangan ini sifatnya penerbangan umum, semua orang bisa membeli tiket tapi dengan persyaratan-persyaratan yang ketat. Orang yang mau berangkat harus dalam kondisi sehat," jelas John.

Hampir semua operator penerbangan menyatakan siap membuka kembali penerbangan ke Timika dengan catatan permintaan tiket cukup tinggi sehingga tidak mengalami kerugian dari sisi bisnis.

John menegaskan untuk membuka kembali penerbangan dari dan menuju Bandara Timika maka perlu dilakukan secara ekstra hati-hati dengan menerapkan protokol yang ketat untuk mencegah terjadinya klaster baru penularan COVID-19.

Apalagi Kabupaten Mimika saat ini menjadi salah satu daerah dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Provinsi Papua dan telah terjadi transmisi lokal dengan jumlah 291 kasus.

"Saya berpesan kepada semua yang bertugas di pintu-pintu masuk agar menyaring ketat semua penumpang yang akan berangkat terutama dari luar ke Timika. Semua penumpang yang datang harus diberikan status sebagai ODP (Orang Dalam Pemantauan). Kita harus benar-benar ekstra hati-hati, jangan sampai ada lagi klaster baru COVID-19 di Mimika," kata mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu.
Baca juga: Government must better protect Papuan women to avert separatism


Untuk tahap pertama, katanya, penumpang yang dilayani terbang ke Timika baik dari Jakarta, Denpasar atau Makassar yaitu warga Kabupaten Mimika yang ditunjukan dengan Kartu Tanda Penduduk, orang yang bekerja di Timika dengan menunjukan surat tugas dari perusahaan dan bukan orang luar Timika yang datang ke Timika untuk tujuan lain-lain.

"Selama 14 hari ke depan kami akan lakukan evaluasi ketat, apakah semua protokol dan lain-lain itu sudah dijalankan secara baik. Kami juga tetap mengacu pada perkembangan data kasus COVID-19 di Mimika. Jika semua bisa berjalan dengan baik tentu kebijakan ini tetap bahkan bisa ditingkatkan lagi, tapi kalau semakin buruk bisa saja kami akan mengurangi volume penerbangan ke Timika," jelasnya.