Kematian perawat akibat corona meningkat dua kali lipat dalam sebulan terakhir

id covid 19,perawat,petugas kesehatan,virus corona

Kematian perawat akibat corona meningkat dua kali lipat dalam sebulan terakhir

Puluhan perawat menggunakan masker pelindung melakukan aksi protes dengan membawa spanduk bertuliskan nama petugas kesehatan yang wafat akibat virus corona (COVID-19) di tengah mewabahnya virus tersebut di Brasilia, Brazil, Selasa (12/5/2020). (REUTERS/ADRIANO MACHADO)

Jenewa (ANTARA) - Lebih dari 600 perawat di seluruh dunia meninggal dunia karena COVID-19, yang telah menginfeksi sekitar 450.000 petugas layanan kesehatan, berdasarkan data Dewan Perawat Internasional (ICN), Rabu.

Jumlah kematian di antara perawat meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sebulan terakhir dari 260 kematian pada 6 Mei, menurut angka-angka yang didasarkan pada data di lebih dari 30 negara.

"Dalam dua bulan terakhir, kami telah melihat jumlah kematian perawat karena virus corona di seluruh dunia meningkat dari 100 menjadi sekarang lebih dari 600 dan kami pikir di seluruh dunia jumlah petugas kesehatan yang dapat terinfeksi virus ini adalah sekitar 450.000," kata Howard Catton, kepala eksekutif ICN yang berbasis di Jenewa, kepada Reuters Television.

"Ini adalah angka yang terus naik," ujar dia.



Imbas pandemi di kalangan profesional kesehatan tidak diketahui pasti, menurut asosiasi yang menuntut perlindungan lebih besar bagi mereka dan pengumpulan data yang andal secara sistematis.

Rata-rata, 7 persen dari semua kasus COVID-19, penyakit paru-paru yang disebabkan oleh virus corona baru, adalah di antara petugas kesehatan. Ini berarti bahwa perawat dan staf kesehatan lain memiliki risiko pribadi yang besar "dan begitu juga pasien yang mereka rawat."

Menyimpulkan  dari 6 juta kasus yang dilaporkan, diperkirakan sekitar 450.000 infeksi di antara petugas kesehatan.

Tingkat infeksi di antara petugas layanan kesehatan sangat bervariasi antarnegara, dengan kurang dari 1 persen di Singapura dan lebih dari 30 persen di Irlandia.

Sedangkan Spanyol dan Jerman telah mencatat jumlah kematian yang rendah di antara petugas kesehatan meskipun terjadi wabah besar.

"Mengapa tingkat kematian di kalangan perawat tampak lebih tinggi di beberapa negara Amerika Latin?" tanya ICN, merujuk pada wilayah yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah muncul sebagai pusat baru  pandemi.

"Mengapa beberapa negara melaporkan kematian yang tidak proporsional di antara petugas kesehatan kulit hitam, Asia, dan minoritas (petugas layanan kesehatan)? Ini adalah masalah yang diangkat langsung oleh Asosiasi Perawat Filipina ke ICN, mengenai petugas kesehatan Filipina di Inggris," kata ICN.

ICN mewakili 130 asosiasi nasional dan lebih dari 20 juta perawat terdaftar.

Sumber: Reuters