Gugus : 127 anak di Surabaya terpapar COVID-19

id anak terpapar COVID-19,pemkot surabaya,COVID-19

Gugus : 127 anak di Surabaya terpapar COVID-19

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita (FOTO ANTARA/HO/Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya menyebut ada sekitar 127 anak di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19.

"Dari angka tersebut, 36 anak di antaranya berusia 0-4 tahun. Lalu, 91 kasus lainnya adalah anak dengan usia 5-14 tahun," kata Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Senin.

Febria Rachmanita menjelaskan untuk anak yang terpapar COVID-19 dan dirawat di rumah sakit, akan diarahkan ke ruang anak dan mendapat penanganan khusus dari dokter spesialis anak.

Menurut dia, sebagian anak-anak tersebut tertular dari orang tuanya dan anggota keluarga lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini menjelaskan untuk anak yang masih dirawat di rumah masing-masing, maka hal ini tidak bisa lepas dari peran orang tuanya untuk ikut merawat.

Oleh sebab itu, kata dia, pihak puskesmas juga terus memantau pasien berdasarkan konsultasi dengan dokter spesialis anak.

"Jadi tetap terus kami pantau. Kami pun juga berkonsultasi dengan dokter spesialis anak," kata Feny sapaan lekat Febria Rachmanita.

Sementara itu,lanjut dia, jika yang terpapar COVID-19 adalah sang orang tua, maka mau tidak mau memang harus menyentuh anak dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan, misalnya saat sebelum memegang bayi, maka orang tua wajib menggunakan cairan pembersih tangan dan alat pelindung wajah.

"Sebelum dia pegang bayi atau anak harus pakai cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun," katanya.

Namun demikian, Feny juga berpesan kepada para orang tua agar dapat mempertahankan imun tubuhnya, terutama saat dirinya atau anaknya yang terkonfirmasi, terutama bagi para ibu yang mengasuh anaknya.

"Pertahankan imun. Ibunya imunnya harus kuat," katanya.