Menurut Gasperini, dirinya tertular COVID-19 pada laga lawan Valencia

id Atalanta,Gian Piero Gasperini,COVID-19,liga italia

Menurut Gasperini, dirinya tertular COVID-19 pada laga lawan Valencia

Pelatih Atalanta Bergamo Gian Piero Gasperini. ANTARA/AFP/Vincenzo Pinto/aa. (AFP/VINCENZO PINTO)

Jakarta (ANTARA) - Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini beranggapan ia tertular virus COVID-19 saat tim asuhannya memainkan pertandingan Liga Champions melawan Valencia pada Maret.

Gasperini mengatakan kepada harian Gazzetta Dello Sport bahwa ia sakit ketika Atalanta mengalahkan Valencia dengan skor 4-3 dalam pertandingan yang dimainkan tanpa penonton di Mestalla pada 10 Maret silam.

"Sehari sebelum pertandingan melawan Valencia saya sakit, sorenya keadaan saya semakin memburuk. Saya terlihat kepayahan di bangku pemain cadangan," kata Gasperini.

"Itu terjadi tanggal 10 April. Dua malam kemudian di (tempat latihan Atalanta di) Zingonia, saya hanya tertidur sebentar. Saya tidak demam, namun saya merasa badan ini remuk," tambahnya.

Gasperini melanjutkan dengan mengatakan ia tidak pernah menjalani tes swab karena tidak mengalami demam, namun tes serologis yang dilakukan sepuluh hari kemudian mengonfirmasi bahwa ia mengidap COVID-19.

Menurut Gasperini, empat hari setelah pertandingan melawan Valencia ia merasa kondisinya membaik, namun ia kehilangan kemampuan pengecap rasa.

Markas Atalanta berada di kota Bergamo yang terletak di wilayah Lombardy. Lombardy sendiri merupakan salah satu episentrum pandemi corona, sehingga banyak pengamat meyakini bahwa pertandingan Atalanta melawan Valencia yang dimainkan di San Siro pada 19 Februari menjadi salah satu penyebab utama.

Saat itu lebih dari 40.000 penggemar melakukan perjalanan sejauh 60 kilometer ke Milan. Di sana mereka berpesta untuk menikmati keberhasilan tim meraih kemenangan 4-1 atas tim tamu.

Sebagai catatan, Atalanta baru pada musim ini dapat berkompetisi di Liga Champions.

"Setiap kali saya memikirkannya, itu terlihat aneh bagi saya, puncak kegembiraan bersejarah di olahraga bertepatan dengan rasa sakit terhebat di kota ini," kata Gasperini.

"Akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk benar-benar memahami apa yang terjadi, karena tepat di sini merupakan pusatnya malapetaka," imbuhnya.