RSUA Surabaya tutup sementara layanan COVID-19

id rsua,covid-19,tutup sementara,unair

RSUA Surabaya tutup sementara layanan  COVID-19

Foto Dok- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih (kiri) melihat peralatan penelitian di Laboratorium Influenza, Institute of Tropical Disease (ITD) saat berkunjung ke Unair Surabaya beberapa waktu lalu. (ANTARA/Moch Asim)

Surabaya (ANTARA) - Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya menutup sementara layanan bagi pasien baru COVID-19 akibat keterbatasan tempat tidur setelah menangani lebih dari 100 pasien.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya, Kamis, mengatakan penutupan layanan sementara juga dilakukan Institut Tropical Disease (ITD) Unair untuk pengujian sampel baru COVID-19 dan hanya akan menerima sampel baru COVID-19 dari RSUA.

"Tercatat, ada 100 lebih pasien yang sedang dalam perawatan di RSUA dan semakin hari terus bertambah. Karena keterbatasan tempat tidur, tentu kebijakan penutupan sementara diambil," ujarnya.

Berdasarkan informasi dari Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur, jumlah pasien terkonfirmasi positif di Kota Surabaya per Rabu (27/5) mencapai 2.216 orang.



Nasih menjelaskan kebijakan penutupan layanan bagi pasien baru COVID-19 di RSUA diambil karena pihaknya tak ingin memaksakan untuk menerima pasien sementara kapasitas tempat tidur tidak ada.

"Hal ini justru akan menimbulkan masalah baru. Tidak mungkin pasien akan dirawat seadanya atau bahkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)," ucapnya.

Menurut dia, penutupan sementara ini merupakan ikhtiar RSUA untuk melakukan penataan internal dan penambahan fasilitas yang masih kurang.

"Penutupan sementara ini murni karena keterbatasan tempat tidur. Meski, saat ini juga sedang dalam proses penambahan. Semua perlu waktu dan rancangan kami, dalam waktu dekat ada penambahan 100 tempat tidur," katanya.

Mengenai penutupan layanan pengujian sampel COVID-19 di ITD Unair, Nasih mengemukakan hal itu juga berkaitan erat dengan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mereka miliki.

Ditegaskannya, penutupan sementara ini juga bagian dari ikhtiar untuk menyiapkan sumber daya manusia dan alat pengujian yang lebih baik lagi.

"Ke depan, kami tidak ingin adanya penumpukan sampel COVID-19 yang harus menunggu lama dalam proses pengujiannya," kata Nasih.

Usai penataan internal tersebut, Unair ingin sampel yang masuk pada hari itu bisa diproses dan hasilnya segera bisa diketahui.

"Sekali lagi, tindakan dan kebijakan yang kami ambil ini, semua demi keselamatan dan kesehatan banyak pihak. Baik masyarakat maupun tenaga medis," tuturnya.*