Pemerintah skenariokan pasien positif COVID-19 diisolasi tingkat RT

id COVID-19,Wuhan

Pemerintah skenariokan pasien positif COVID-19 diisolasi tingkat RT

Liaison Officer (LO) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Marsekal Muda TNI Nazirsyah, Senin. (18/5/2020). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Tapi peran kita ke depan atau nanti bagaimana yang positif ini dapat dikarantina di tingkat RT saja jadi tak perlu besar-besar, katanya
Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Pusat memiliki skenario melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan mengisolasi pasien konfirmasi positif COVID-19 di tingkat rukun tetangga (RT).

"Terkait masalah transportasi yang sangkutannya dengan mudik, saya tegaskan mudik tetap dilarang, tapi tadi kami memonitor rapat yang dilakukan di pusat, jadi ada sekernario pelonggaran PSBB dan disampaikan juga oleh Presiden Joko Widodo dalam dua pekan ini tidak ada kebijakan baru," kata Liaison Officer (LO) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Marsekal Muda TNI Nazirsyah di Bandarlampung, Senin.

Tentu saja, lanjut dia, Provinsi Lampung yang diapit oleh dua zona merah, yakni  Sumatra Selatan dan Banten serta daerah perlintasan antar provinsi memiliki potensi bertambah banyaknya pasien positif COVID-19.

Baca juga: Pencari surat keterangan bebas COVID-19 di Lampung meningkat

Apalagi saat ini Lampung telah memiliki alat PCR yang mampu memeriksa spesimen, ini pastinya konfirmasi positif akan lebih banyak dimana hari ini saja ada 16 orang yang dinyatakan positif COVID-19 yang merupakan hasil dari laboraturium kesehatan daerah (Labkesda).

"Tapi peran kita ke depan atau nanti bagaimana yang positif ini dapat dikarantina di tingkat RT saja jadi tak perlu besar-besar," katanya.

Oleh karena itu, Zazirsyah pun mendorong agar Pemerintah Kota Bandarlampung yang memiliki jumlah pasien positif COVID-19 terbanyak di Lampung segera melakukan rapid test di seluruh kecamatan yang ada guna menjaring orang yang terpapar virus corona.

Baca juga: PDP asal Lampung Timur meninggal

"Yang perlu saya tekankan rapid test massal sangat perlu dilakukan di Bandarlampung sehingga kita tahu persis data-data yang lebih akurat dalam memutus rantai penularan ini," kata dia.

Di sisi lain, terkait kebijakan Presiden, kata dia, yang perlu disikapi adalah kata-katanya "berdamai dengan virus corona", sebetulnya kalimat itu muncul 
karena dari World Health Organitation (WHO) pun menyatakan bahwa virus ini tidak akan punah dalam waktu yang dekat.

"Artinya kita harus hidup dengan norma yang baru dengan cara menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan dalam keseharian," katanya.

Baca juga: Positif COVID-19 di Sumsel tembus 521 kasus