AS tuding 'aktor siber terkait China' berusaha curi riset COVID-19

id Amerika Serikat mengecam,aktor siber terkait China,riset COVID-19,virus corona

AS tuding 'aktor siber terkait China' berusaha curi riset COVID-19

Foto Dokumentasi: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo berbicara pada konferensi pers di Tashkent, Uzbekistan, 3/2/2020. ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/Pool/TM

Washington (ANTARA) - Amerika Serikat mengecam upaya "para aktor siber dan para kolektor nontradisional yang terkait China" untuk mencuri kekayaan intelektual dan data AS soal virus corona, kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Kamis (14/5).

"Tingkah laku RRC di dunia siber merupakan perpanjangan dari tindakan kontraproduktif mereka selama pandemi COVID-19," kata Pompeo melalui pernyataan.

"Sementara Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami mengoordinasikan respons gabungan dan transparan untuk menyelamatkan nyawa, RRC terus membungkam para ilmuwan, jurnalis, dan warga negara, dan menyebarkan informasi sesat, yang memperburuk risiko krisis kesehatan ini," katanya.

Pernyataan Pompeo muncul sehari setelah Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri mengeluarkan pernyataan bersama untuk meningkatkan kesadaran terhadap apa yang mereka sebut sebagai ancaman terhadap penelitian terkait COVID-19 dari pelaku yang terkait dengan China.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa FBI sedang menyelidiki pembobolan digital di organisasi AS oleh "aktor siber" terkait China, yang menurut pantauannya sedang "berupaya mengidentifikasi dan secara ilegal mencuri kekayaan intelektual (IP) berharga dan data kesehatan masyarakat terkait dengan vaksin, pengobatan, dan pengujian dari jaringan dan personel yang berafiliasi dengan penelitian terkait COVID-19."

Pernyataan FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang identitas target atau pelaku peretasan. Kedutaan Besar China di Washington mengecam tuduhan itu dan menyebutnya sebagai "kebohongan."

Pompeo menjadi salah satu kritikus dalam pemerintahan Trump terhadap China dengan menuduh negara itu menutup-nutupi keadaan pada awal kemunculan wabah dan menolak berbagi informasi. Sementara itu, hubungan antara Washington dan Beijing memburuk dengan tajam.

Sumber: Reuters