Dolar AS justru jatuh jelang pidato Ketua Federal Reserve AS

id indeks dolar,ketua Fed,suku bunga negatif

Dolar AS justru jatuh jelang pidato Ketua Federal Reserve AS

Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama.

New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena sentimen pasar berubah hati-hati sehari menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang masalah ekonomi dan ketika investor mempertimbangkan kemungkinan suku bunga negatif AS.

Dolar tidak selalu didorong oleh faktor safe-haven, kata para analis, mengingat saham-saham AS turun dan harga surat utang pemerintah lebih tinggi pada Selasa (12/5/2020).

"Dolar masih diperdagangkan dalam kisaran luas dan pelemahannya hari ini mungkin karena kehati-hatian menjelang pidato Powell besok dan terutama mengingat pembicaraan saat ini tentang suku bunga negatif," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.

Meskipun Powell dan para pejabat Fed sama sekali mengesampingkan pemotongan suku bunga di bawah nol, beberapa pasar sudah mulai memperhitungkan pemotongan seperti itu. Fed Funds berjangka pada Selasa (12/5/2020) dihargai dengan suku bunga negatif sekitar setengah basis poin untuk April 2021.

Pasar opsi suku bunga menyiratkan probabilitas 23 persen bahwa tingkat suku bunga dana federal (fed fund) akan turun di bawah nol pada akhir Desember, data BofA Securities menunjukkan. Itu dibandingkan dengan probabilitas sembilan hingga 10 persen minggu lalu.

Dalam perdagangan sore, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, melemah 0,3 persen menjadi 99,959.

Dolar sedikit lebih rendah setelah data menunjukkan indeks harga konsumen AS turun 0,8 persen pada April, penurunan terbesar sejak Desember 2008 ketika ekonomi berada dalam pergolakan resesi dan menandai penurunan bulanan kedua berturut-turut dalam IHK.

Secara keseluruhan, para analis mengatakan pengambilan risiko telah dibatasi oleh kekhawatiran yang terus-menerus tentang krisis kesehatan global.

Kasus-kasus baru infeksi virus corona telah ditemukan di China, Korea Selatan dan Jerman, di mana pemerintah masing-masing telah mengurangi pembatasan kuncian. Munculnya kembali kasus-kasus virus corona dapat merusak pemulihan ekonomi global yang didukung suntikan stimulus moneter dan fiskal.

Euro terakhir menguat 0,4 persen terhadap mata uang AS pada 1,0848 dolar, meskipun tidak jauh dari level terendah 1,0636 dolar yang tersentuh pada akhir Maret ketika pandemi mengirim pasar ke dalam kekacauan.

Dolar merosot 0,5 persen terhadap yen menjadi 107,19 yen.

Dolar Australia turun ke level terendah lima hari di 0,6432 dolar setelah China melarang beberapa impor daging Australia. Unit Australia kemudian memangkas kerugian karena menteri perdagangan Australia mengecilkan masalah ini sebagai masalah teknis, dan terakhir turun 0,2 persen menjadi 0,6477 dolar.