Wall Street jatuh, pembukaan ekonomi justru bangkitkan kekhawatiran akan virus

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq

Wall Street jatuh, pembukaan ekonomi justru bangkitkan kekhawatiran akan virus

Seorang pialang memotret layar monitor bursa saham di lantai bursa New York Stock Exchange di New York, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Lucas Jackson/aa.

New York (ANTARA) - Saham-saham Wall Street merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor mengkhawatirkan kebangkitan infeksi virus corona gelombang kedua ketika penguncian di beberapa negara bagian dilonggarkan dan aktivitas ekonomi dibuka kembali.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 457,21 poin atau 1,89 persen, menjadi ditutup di 23.764,78 poin. Indeks S&P 500 turun 60,20 poin atau 2,05 persen, menjadi berakhir di 2.870,12 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 189,79 poin atau 2,06 persen, menjadi 9.002,55 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor real estat anjlok 4,25 persen, merupakan kelompok dengan berkinerja terburuk.

Pergerakan itu terjadi karena lebih banyak negara bagian AS yang menguraikan rencana untuk melonggarkan pembatasan terkait pandemi.

Negara bagian New York AS akan mengakhiri penutupan di seluruh negara bagian pada 15 Mei dengan membuka kembali tiga wilayah di mana pandemi COVID-19 telah menunjukkan tanda-tanda mitigasi, kata Gubernur Andrew Cuomo, Senin (11/5/2020).

Beberapa bisnis berisiko rendah termasuk seni pertamanan dan berkebun, serta kegiatan rekreasi seperti tenis juga akan dibuka kembali pada 15 Mei, kata gubernur.

Padahal, para pakar penyakit menular AS memperingatkan bahwa langkah-langkah terlalu dini untuk membuka kembali ekonomi dapat menimbulkan wabah virus corona baru dan menghambat pemulihan ekonomi.

Dalam data ekonomi, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS turun 0,8 persen pada April, penurunan bulanan terbesar sejak Desember 2008, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Selasa (12/5/2020).

Yang disebut IHK inti, ukuran inflasi lain yang diawasi ketat tidak termasuk makanan dan energi, turun 0,4 persen bulan lalu, kata biro.