Bandung (ANTARA) - Pakar ketenagakerjaan dari Indonesian Consultant at Law (IClaw), Hemasari Dharmabumi memprediksi sejumlah sektor usaha seperti streaming service, media massa dan telekomunikasi, online learning, serta cloud service berpeluang meningkat selama pandemi COVID-19.
"Untuk media massa, COVID-19 itu menyelamatkan. Kalau untuk media, masih tetap masih bisa memposting banyak sekali atau melaporkan banyak sekali kejadian-kejadian, terutama yang berkaitan dengan endemi ini," kata Hemasari Dharmabumi ketika dihubungi melalui telepon, Senin.
Dia mengatakan sektor usaha yang menguat selama wabah ini atau disebut The Rise Sector dan sektor yang meningkat sampai di atas 30 persen adalah grocery atau kebutuhan pangan, e-commerce, logistik, jasa antar barang dan makanan, dan remote working.
Sektor usaha lainnya yang berpeluang meningkat saat pandemi COVID-19 dengan cakupan 10 persen adalah telemedical, cleaning service, homefitness.
"Terbukti, sektor-sektor yang mengandalkan teknologi informasi berpeluang selamat selama pandemi COVID-19," katanya.
Sementara itu, ada sejumlah sektor usaha pun mengalami dampak COVID-19, atau yang disebut the fall sector dan sektor yang terdampak sampai lebih dari 30 persennya adalah pariwisata seperti perhotelan, objek wisata, dan restoran.
Kemudian sektor penerbangan, MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), event organizer, manufaktur, tekstil dan garmen.
Sektor yang terdampak antara 10 sampai 30 persen adalah multifinance, sport, entertainment, sinema, otomotif, mall, dan sektor komoditas. Sedangkan yang terpengaruh di bawah 10 persen adalah elektronik, properti, dan konstruksi
"Terlebih di Jawa Barat yang banyak industri garmen dan tekstil. Bukan berarti orang tidak beli baju, tapi masalahnya order dari buyer-nya berhenti," kata dia.
"Saat ini Nike, Zara, H&M, Calvin Klein, Adidas, cancel pesanannya. Industri garmen yang besar-besar itu dia memproduksi pesanan, bukan dia punya produk sendiri. Order dari brand-brand terkenal dunia itu berhenti," lanjut dia.
Dia mengatakan sektor perkebunan pun banyak yang berhenti beroperasi karena hasil perkebunannya tidak bisa dijual. Jangankan perkebuanan, pertanian bunga yang terkoneksi dengan event organizer pun sangat terdampak.
Di Kabupaten Bandung Barat setiap harinya berton-ton bunga dibuang dan petaninya jadi rawan pangan dan industri lain yang paling terdampak adalah bahan bakar.
Ia mengatakan sejumlah sektor usaha atau industri di Indonesia terdampak akibat COVID-19, padahal sebelumnya pun terdampak oleh pelesuan ekonomi global dan hal serupa pun terjadi di Jawa Barat sebagai provinsi dengan aktivitas manufaktur dan industri terbesar di Indonesia.
Akibatnya, ribuan pekerja dirumahkan dan terkena PHK.
Hema mengatakan COVID-19 adalah sebuah economy crackdown atau hantaman ekonomi, termasuk hantaman secara ekonomi di bidang ketenagakerjaan dan hantaman ini terjadi saat situasi ketenagakerjaan di Indonesia dan Jawa Barat sedang tidak kondusif.
"Jadi di kondisi COVID-19 ini, seperti kalau orang sudah pingsan, tinggal dibunuh saja gitu. COVID ini menghantam. Oleh karena itu, sekarang situasi Jawa Barat, ada beberapa pabrik padat karya itu terhantam," kata Hemasari.
Berita Terkait
KUR BRI permudah masyarakat untuk kembangkan usaha
Rabu, 27 Maret 2024 10:08 Wib
PNM gelontorkan dana Rp12,5 triliun pembiayaan untuk pelaku usaha ultra mikro
Kamis, 21 Maret 2024 21:17 Wib
Bank Raya dukung pelaku usaha kuliner tumbuh lewat QRIS Bisnis
Rabu, 20 Maret 2024 17:30 Wib
Bermula dari agen BRILink, Dea Okta miliki usaha jual gas dan air galon
Kamis, 14 Maret 2024 15:16 Wib
Sweetie cake sukses menjadi usaha kekinian berkat bantuan KUR BRI
Kamis, 14 Maret 2024 11:57 Wib
HIPMI Lampung: Demi kelangsungan dunia usaha, tangani banjir secara komprehensif
Senin, 26 Februari 2024 12:34 Wib
Realisasi penyaluran kredit usaha rakyat di Bengkulu capai Rp242,71 miliar
Selasa, 20 Februari 2024 11:57 Wib
Mensos tambah modal usaha bocah yang jadi tulang punggung keluarga
Selasa, 20 Februari 2024 5:16 Wib