Bandarlampung (ANTARA) - Tim medis sebagai garda terdepan penanganan COVID-19 tidak luput dari peran wanita sebagai Kartini di bidang kesehatan dalam menangani pasien sebagai suatu kewajiban.
"Sebagai tenaga medis menangani pasien dan menjadi garda terdepan penanganan COVID-19 bukanlah suatu pilihan, namun kewajiban bagi kami sesuai sumpah profesi serta bagi kemanusiaan,"ujar dokter Neza saat di hubungi di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan, kewajiban menangani dan menjadi teman bagi pasien harus dilakukan tidak terkecuali bagi Kartini modern di bidang kesehatan.
"Wanita mungkin secara fisik dan emosi berbeda dengan pria, tentu ada masa kita menghadapi permasalahan pribadi hingga mengalami masa pra menstruasi yang tentunya sangat mempengaruhi emosi, namun hal tersebut tidak menghalangi kami tetap bekerja, akan tetapi memacu diri untuk tetap semangat dan peduli,"ucapnya.
Menurut Neza, rasa takut dan cemas terpapar atau pembawa virus COVID-19 bagi keluarga tentu terbersit di benak seluruh tenaga medis.
"Takut, cemas, jenuh, kelelahan pasti terpikir dan terasa, terutama saat berasumsi diri kita sebagai pembawa penyakit bagi keluarga, namun saat melihat ada raga serta jiwa lain yang terselamatkan semua pikiran dan rasa lelah tersebut sirna,"katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Hana salah seorang tenaga medis di rumah sakit swasta di Bandarlampung.
"Rasa cemas menularkan kepada keluarga di rumah tentu ada, sebab orang memiliki imunitas beragam, dan saya bekerja sebagai pembantu perawat yang setiap hari tentu berinteraksi dengan pasien, sempat frustasi hingga ingin tidak pulang karena takut keluarga terpapar COVID-19,"ujar Hana.
Menurut Hana, beragam kecemasan tersebut dapat sirna ketika keluarga, masyarakat, dan sesama petugas medis saling mendukung.
"Tim medis juga seorang manusia bisa tertawa hingga menangis, namun dukungan orang tua yang selalu menyiapkan wedang jahe, masyarakat, dan sesama teman tim medis saling mendukung akan membuat kami kembali bersemangat, sebab semangat kami akan memberi pengaruh positif kepada pasien,"ucapnya.
Ia mengatakan, kerja keras tim medis wanita ditengah pandemi COVID-19 merupakan salah satu bentuk implementasi nilai falsafah Kartini dimasa modern.
"Kartini sebagai wanita cerdas pernah berkata bahwa, tidak ada sesuatu yang lebih indah, selain menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai, hal tersebut telah dilakukan oleh tim medis sebagai Kartini modern, sehingga dengan semangat tersebut mari kita tetap bersemangat dan sehat untuk membantu pasien sembuh dan kembali tersenyum,"ucapnya lagi.
Berita Terkait
DWP Unila gelar talk show dan lomba fashion show dalam rangka hari kartini
Selasa, 9 Mei 2023 6:26 Wib
Dibalik kisah Kartini PLN, rela jauh dari keluarga demi terangnya Hari Raya
Jumat, 21 April 2023 22:43 Wib
12 tim sepak bola wanita bertanding di Kartini Cup ke-10
Kamis, 30 Juni 2022 19:31 Wib
ANTARA: Esensi pemikiran RA Kartini emansipasi bagi kaum minoritas
Senin, 25 April 2022 17:49 Wib
Kartini tangguh, perempuan penggerak UMKM binaan Dompet Dhuafa
Jumat, 22 April 2022 23:12 Wib
Peran perempuan di industri digital bantu pengarusutamaan gender
Jumat, 22 April 2022 5:33 Wib
Perempuan pengemudi "Suroboyo Bus" kenakan busana kebaya di Hari Kartini
Kamis, 21 April 2022 20:46 Wib
Polwan Medan bagikan takjil dengan mengenakan kebaya
Kamis, 21 April 2022 20:44 Wib