Layanan facebook tambah reaksi "peduli" pada tombol "like", tunjukkan dukungan

id facebook,tombol reaksi,reaksi corona,covid-19,layanan facebook

Layanan facebook tambah reaksi "peduli" pada tombol "like", tunjukkan dukungan

Facebook tambah reaksi "peduli" pada platform Facebook (kiri) dan Messenger (kanan). (twitter.com/alexvoica)

Reaksi "peduli" tersebut dijadwalkan untuk diluncurkan secara global di aplikasi dan situs web Facebook pekan depan

Jakarta (ANTARA) - Facebook memperluas reaksi suka dengan emote "peduli" untuk membantu orang menunjukkan dukungan.

Dikutip AFP Sabtu, Facebook berharap reaksi, yang menunjukkan wajah sedang memeluk hati, itu dapat membantu orang merasa "sedikit lebih terhubung" dengan teman dan keluarga mereka selama pandemi.

Reaksi "peduli" tersebut dijadwalkan untuk diluncurkan secara global di aplikasi dan situs web Facebook pekan depan, dan dapat ditemukan dengan tombol "like" bersama dengan reaksi lainnya.
Baca juga: Facebook investasikan 100 juta dolar untuk perangi hoaks seputar corona


Reaksi "peduli" yang berbeda juga akan hadir di Facebook Messenger, yakni yang menunjukkan hati sedang berdetak. Messenger sudah memiliki reaksi hati non-animasi, namun pengguna akan diberikan opsi untuk beralih ke reaksi yang baru dengan menekan lama reaksi hati yang sudah ada.

Tambahan baru ini merupakan fitur kecil dibandingkan dengan masalah yang jauh lebih besar yang dihadapi Facebook saat ini. Kemarin, raksasa teknologi tersebut mengumumkan akan mulai menambahkan pesan anti-misinformasi ke News Feed untuk menandai unggahan yang berisi informasi salah yang berkaitan dengan COVID-19.

Sejak pandemi, Facebook melihat adanya peningkatan yang signifikan dalam penggunaan platform-nya di seluruh dunia karena banyak orang yang harus tinggal di rumah dalam upaya memutus rantai penyebaran virus corona.

Meskipun penggunaan Facebook naik, perusahaan tersebut pada akhir Maret mengatakan terpengaruh secara finansial karena penurunan pengeluaran iklan digital.

Baca juga: Video di youtube, facebook, twitter lebih berbahaya dibanding bioskop