Satu polisi dan tujuh tersangka milisi tewas dalam baku tembak di Kairo

id polisi mesir,kairo,kelompok milisi islamis,baku tembak

Satu polisi dan tujuh tersangka milisi tewas dalam baku tembak di Kairo

Anggota pasukan keamanan Mesir mencoba menolong Kepala Polisi Jenderal Nabil Farag (tengah) yang sudah tidak bernyawa, setelah seorang militan tak dikenal melancarkan tembakan ke arah pasukan keamanan yang beroperasi pagi itu di Kerdasa, Mesir, Kamis (19/9). Pasukan kemanan Mesir bentrok dengan kelompok bersenjata di pinggiran kota Kairo Kamis kemarin sementara pemerintah pusat yang didukung militer bergerak untuk mengambil alih kendali di Kerdasa yang didominasi kelompok Islamis, dimana para militan melancarkan serangan berdarah di sebuah kantor polisi bulan lalu. (REUTERS/Stringer )

Kairo (ANTARA) - Seorang polisi Mesir dan tujuh tersangka milisi tewas dalam baku tembak pada Selasa malam, menurut Kementerian Dalam Degeri dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu tiga polisi lainnya juga terluka.

Baku tembak antara polisi dan milisi terjadi di distrik al-Amiyira, jaksa penuntut umum mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Kementerian menerima informasi "bahwa ada sel teroris, yang menganut ideologi takfiri (sebutan bagi seorang Muslim yang menuduh Muslim lainya sebagai kafir dan murtad) menggunakan beberapa daerah sebagai tempat berlindung seperti di Kairo timur dan selatan sebagai titik awal untuk melakukan operasi teroris," kata pernyataan itu.

Mesir menggunakan istilah takfiri untuk merujuk pada kelompok milisi islamis yang sering menuduh korbannya sebagai kafir.

Dua stasiun televisi swasta menyiarkan rekaman adegan penembakan itu, yang tidak dapat segera diverifikasi oleh Reuters, dan meminta penduduk untuk tinggal di dalam rumah.

Senjata dan amunisi ditemukan bersama para tersangka, kata kementerian itu.

Jaksa penuntut umum mengatakan tim penyelidik telah dikirim ke lokasi baku tembak.

Mesir telah memerangi pemberontakan kelompok militan di bagian utara Semenanjung Sinai sejak penggulingan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada 2013 menyusul protes massa terhadap pemerintahannya.

Militer dan polisi melancarkan kampanye besar-besaran terhadap kelompok-kelompok milisi pada tahun 2018, dengan fokus pada Semenanjung Sinai serta wilayah selatan dan perbatasan dengan Libya.

Serangan besar terakhir adalah pada November 2017 ketika kelompok milisi membunuh lebih dari 300 orang dalam sebuah serangan terhadap sebuah masjid di Sinai utara, insiden paling mematikan di negara berpenduduk terbesar di dunia Arab itu.

Sumber : Reuters