Guru Besar: Belum ada pembuktian corona menular via udara

id Virus corona,covid-19

Guru Besar: Belum ada pembuktian corona menular via udara

Pelaksanaan rapid test untuk mendeteksi virus corona di Kota Bogor (ANTARA/HO/Kota Bogor)

Tapi kalau kita jauh justru droplets-nya, bukan udaranya. Tapi kalau dokter gigi bekerja, dia bisa ketularan ya karena itu tadi. Kalau dia enggak pakai masker misalnya, lanjutnya
Jakarta (ANTARA) - Prof Dr dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP yang juga guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengatakan hingga saat ini penularan virus corona melalui udara belum terbukti secara ilmiah.

Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi kabar bahwa infeksi virus corona baru (COVID-19) bisa melalui udara atau airborne, meskipun sumbernya tidak jelas. 

"Enggak, itu hoax, jadi sampai saat ini belum ada pembuktian bahwa dia (virus) airborne atau ada di udara, tapi ketika misalnya dia ngomong atau droplets-nya lepas, iya," kata dr Ari kepada Antara, Minggu.

Baca juga: Ini kunci pemutus rantai penularan COVID-19

Ari menerangkan penularan melalui udara dapat terjadi, misal jika seorang pasien positif melakukan perawatan di dokter gigi. Ketika giginya dibor, maka droplets akan terbang ke udara dan terhirup oleh sang dokter atau perawat yang berada dekat dengan sang pasien.

"Atau yang kita bisa bilang dia bekerja sebagai dokter gigi, waktu lagi ngebor, itu bisa aja yang kita bilang udaranya aerosol itu bisa menularkan. Artinya kita benar-benar ada di depan mulutnya, istilahnya saat dokter gigi bekerja lah kira-kira begitu," jelas dr Ari.

"Tapi kalau kita jauh justru droplets-nya, bukan udaranya. Tapi kalau dokter gigi bekerja, dia bisa ketularan ya karena itu tadi. Kalau dia enggak pakai masker misalnya," lanjutnya.

Baca juga: Jubir: Mulai hari ini pakai masker saat di luar

Sampai saat ini, penularan virus corona masih tetap melalui droplets yang menempel pada tangan atau permukaan lainnya. Bila Anda menyentuh wajah, mulut dan mata dengan tangan yang sudah terpapar dengan virus corona, maka kemungkinan besar akan tertular.

"Anda bersin, Anda enggak pakai masker, Anda bisa nularin ke orang sekitar. Di beberapa report di luar itu bahwa sopir nularin ke penumpang sama satu lagi bisa saja, guide waktu itu tertular dari penumpangnya," kata dr. Ari.

"Nguap kalau sambil bersin ya bisa menulari, kalau nguap doang sih enggak. Sampai saat ini kita belum bisa bilang itu menularkan (lewat udara), masih tetap dari droplet, sifatnya begitu," lanjutnya.

Baca juga: Lembaga Eijkman: Penyebaran corona sebagai aerosol mungkin di RS