Tanjungpinang (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tanjungpinang menyebut kegiatan ekspor babi hidup dari Pulau Bulan, Batam, Provinsi Kepri ke Singapura masih tetap berjalan seperti biasa di tengah pandemi COVID-19.
Menurut seorang pejabat BKP Tanjungpinang di Pulau Bulan, Ervi, sejak Malaysia melakukan lockdown karena wabah COVID-19, permintaan babi ke negeri jiran itu meningkat sampai dua kali lipat.
Dikatakannya, jika biasanya permintaan per hari antara 700-900 ekor, sekarang menjadi 1.400-1.600 ekor. Pada akhir Maret 2020 kemarin ekspor per hari bisa mencapai 1.635 ekor dengan nilai sekitar Rp5,17 miliar.
"Selama ini Singapura mengimpor babi dari Malaysia dan Indonesia. Begitu Malaysia lockdown, maka permintaan semuanya beralih ke Indonesia," ujar Ervi dalam siaran pers tertulis, Kamis.
Lanjut dia, petugas BKP Tanjungpinang rutin melakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan babi yang akan di ekspor oleh PT. Indo Tirta Suaka (ITS) melalui pelabuhan Jatty Baru, Pulau Bulan.
"Kami akan selalu siap melayani, memberi jaminan kesehatan dan keamanan agar komoditas pertanian kita diterima di pasar dunia," tegasnya.
Berita Terkait
Lampung ajukan bebas hog cholera pada babi di 2024
Sabtu, 3 Februari 2024 12:59 Wib
Tersangka pembuat konten makan babi ditahan
Senin, 10 Juli 2023 19:57 Wib
Seekor harimau Sumatera mati terjerat di Pasaman Sumbar
Jumat, 19 Mei 2023 11:59 Wib
Ramen vegan rasa tulang babi tak bisa disertifikasi halal
Rabu, 22 Maret 2023 12:47 Wib
Sekitar 500.000 ternak babi di NTT mati akibat virus ASF
Selasa, 7 Februari 2023 12:40 Wib
Olahraga buru babi budaya Sumbar yang gerakkan ekonomi
Minggu, 29 Januari 2023 12:52 Wib
Sejumlah babi yang mati di NTT positif ASF
Kamis, 19 Januari 2023 10:49 Wib
Riset menemukan dampak industri peternakan ayam-babi terhadap perubahan iklim
Jumat, 9 September 2022 12:56 Wib