Boyolali tetapkan Rusunawa sebagai RS darurat COVID-19

id Boyolali tetapkan Rusunawa ,dijadikan RS darurat COVID-19,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel

Boyolali tetapkan Rusunawa sebagai RS darurat COVID-19

Sejumlah petugas terlihat mempersiapkan bangunan Rusunawa untuk dipersiapkan sebagai RS darurat pasien COVID-19, di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Kamis (2/4/2020). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) menetapkan kesiapan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, sebagai rumah sakit darurat untuk menangani pasien dalam pengawasan (PDP).

Pemerintah Kabupaten Boyolali merespon wabah penyakit yang sudah dinyatakan pandemi, kemudian menyiapkan bangunan untuk melakukan isolasi bagi PDP COVID-19, kata Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis.

"Kami menyiapkan Rusunawa di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo yang dimanfaatkan untuk ruang isolasi pasien COVID-19," kata Wiwis.

Menurut Wiwis yang juga sebagai Ketua III Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Boyolali. bangunan Rusunawa yang dimanfaatkan sebagai RS darurat untuk isolasi PDP COVID-19 tersebut dengan berbagai pertimbangan dan memperhatikan protokol kesehatan.

Ruang isolasi tersebut, kata Wiwis, rencana menggunakan dua lantai bangunan. Lantai satu diperuntukkan perawatan baik PDP ringan maupun sedang dengan kapasitas 18 kamar dengan satu kamar berisi dua ranjang pasien. Lantai dua untuk para penunggu pasien dan petugas medis.

"Kami memastikan akan menjaga keamanan dan kenyamanan warga sekitar dengan pemberian pagar setinggi tiga meter di areal RS darurat itu," katanya.

Menurut dia, untuk lantai dua tempat isolasi bagi penunggu pasien dan seluruh tenaga medis. Untuk lantai tiga dan empat masih kita sterilkan dan gedung ini, keberadaanya agak jauh dari lingkungan masyarakat dan dilindungi oleh pagar pembatas setinggi tiga meter.

"Semua upaya ini, dilakukan untuk kesehatan, keamanan, dan kenyamanan seluruh masyarakat Boyolali," katanya.

Menyinggung soal pemanfaatan RS khusus ini, kata dia, rencana mulai beroperasi pada Senin(6/4). Bangunan Rusunawa hingga kini sedang dilakukan pemasangan sekat setiap kamar yang dapat diselesaikan sebelum pengoperasian.

"Progres sampai saat ini, masih pembersihan dan pemasangan sekat-sekat tiap kamar. Kami harapkan penataan dan seluruh prasarana sudah standar RS dan untuk isolasi semoga dapat segera diselesaikan," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali Ratri Survivalina mengatakan pihaknya ikut memantau untuk memastikan RS isolasi ini, akan disesuaikan dengan standar RS Paru-Paru.

Bahwa, kata Ratri, upaya pemasangan kaca-kaca tersebut untuk memisahkan antara pasien yang terinfeksi dan yang belum terinfeksi, serta untuk lantai dan dinding sudah direnovasi sesuai standar rumah sakit paru-paru.

"Kami mempelajari kasus yang terjadi di Tiongkok China, dalam penanganan ODP dan PDP yang ditempatkan dalam satu gedung agar efektif dalam penanganannya," kata Ratri.