Mahfud minta genjot produksi lokal dan impor cukupi kebutuhan APD

id Menko polhukam, mahfud md, apd, alat pelindung diri,apd kurang

Mahfud minta genjot produksi lokal dan impor cukupi kebutuhan APD

Menko Polhukam Mahfud MD. ANTARA/HO-Humas Kemenko Polhukam

Kita memerlukan jutaan atau sekurang-kurangnya ratusan ribu menurut rapat tadi. Misalnya, situasi ini akan berlangsung sampai sekian bulan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebutkan kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis dalam menangani COVID-19 akan terus diupayakan melalui berbagai cara, baik menggenjot produksi dalam negeri maupun impor.

"Kita memerlukan jutaan atau sekurang-kurangnya ratusan ribu menurut rapat tadi. Misalnya, situasi ini akan berlangsung sampai sekian bulan," kata Mahfud MD melalui konferensi video di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Lampung distribusikan APD ke 30 RS percepat penanganan COVID-19

Stok APD yang saat ini berjumlah 19.000 unit, sebagaimana disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), menurut Mahfud, belum cukup. Kendati demikian, Pemerintah terus mengupayakan ketersediaannya.

Pertama, kata dia, dicukupi dengan mengimpor dari luar negeri yang dalam waktu tidak lama akan segera didatangkan ke Indonesia.

"Berapa negara yang menawari, kita enggak hitung negaranya. Pokoknya sekarang kita sudah menyiapkan itu, APD," katanya menegaskan.

Kedua, kata dia, kebutuhan APD akan dicukupi melalui produksi dalam negeri sehingga diharapkan dalam waktu dekat akan segera disiapkan sesuai dengan standar kesehatan yang diatur WHO.

"Sebagian besar perusahaan dalam negeri ternyata sanggup membuat (APD) sehingga nanti diharapkan dalam waktu dekat. Asal dibeli oleh Pemerintah, itu siap membuat dengan standar yang sudah diatur WHO dan kita sudah menghitungnya," katanya.
Baca juga: Pemerintah Pusat bagikan 170 ribu Alat Pelindung Diri

Selain APD, Mahfud mengakui kebutuhan yang perlu dicukupi adalah ventilator yang selama ini banyak dibutuhkan dalam penanganan pasien COVID-19.

"Menurut catatan memang yang gagal sembuh itu mereka yang tidak kebagian ventilator karena masih antre dan sebagainya, barangnya kurang. Nah, ini akan sedang kita datangkan. Tadi kita baca data-data dari luar negeri banyak juga yang tidak kebagian ventilator," katanya.