Kata psikolog, menginfokan COVID-19 ke anak sama seperti ke orang dewasa

id COVID-19, Anak, UI

Kata psikolog, menginfokan COVID-19 ke anak sama seperti ke orang dewasa

Psikolog Universitas Indonesia Dr Rose Mini Agoes Salim (ANTARA/Zulfikar)

Jakarta (ANTARA) - Psikolog Universitas Indonesia Dr. Rose Mini Agoes Salim mengatakan cara memberi tahu tentang virus SARS-COV-2, penyebab penyakit COVID-19, kepada anak-anak sama seperti memberi tahu kepada orang dewasa.

"Menginformasikan COVID-19 yang diberikan kepada anak sebetulnya sama seperti yang biasa dilakukan untuk orang yang dewasa," katanya melalui telekonferensi di saluran resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kantor BNPB Jakarta, Kamis.

Namun demikian, ia mencatat bahwa cara yang lebih tepat untuk memberi tahu anak balita atau batita tentang COVID-19 dapat dilakukan dengan menggunakan boneka atau video lucu.

"Atau sesuatu seperti virus yang kalau kita dekati itu bisa berbahaya," katanya.

Langkah pertama yang bisa dilakukan orang tua untuk memberi edukasi tentang corona, terutama untuk anak-anak yang sudah besar, kata dia, adalah dengan berdiskusi.

Baca juga: Tim Corona Sampang semprotkan disinfektan ke bus pariwisata luar Madura

"Apa yang perlu didiskusikan? Tanyakan dulu ke anak apa yang mereka ketahui tentang COVID-19," ujarnya.

Bahan diskuai dapat dimulai dari apa yang mereka ketahui, sehingga anak-anak akan dengan mudah mencerna informasi selanjutnya.

Selain itu, orang tua juga perlu memberi tahu kepada anak tentang alasan yang mengharuskan mereka untuk tidak pergi ke sekolah sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran dan juga kecemasan.

"(Kecemasan) ini sangat berdampak berat kepada anak-anak," ujarnya.

Baca juga: Destinasi wisata adat masyarakat Badui ditutup akibat Corona

Anak akan mudah cemas, terutama jika orang tuanya juga menunjukkan tanda-tanda kecemasan.

"Masalahnya karena cemas itu sangat mudah untuk ditularkan. Artinya orang tua yang cemas akan membuat anaknya jadi cemas," katanya.

Oleh karena itu, ia mengatakan orang tua sebaiknya tidak memberi informasi bahwa orang yang terjangkit penyakit COVID-19 itu pasti akan meninggal.

Hal tersebut, menurut dia, tidak layak untuk diberitahukan kepada anak. Untuk itu yang perlu difokuskan adalah dengan memberi pemahaman ke anak bahwa COVID-19 dapat dicegah dan disembuhkan.

"Tegaskan pula bahwa orang yang terkena virus sudah ada buktinya yang sembuh," katanya.

Baca juga: Empat kebun raya akan ditutup cegah penularan COVID-19
Baca juga: Jelang "lockdown" di Prancis, Neymar serta Thiago Silva kabur ke Brasil
Baca juga: Tiga Gili di NTB disemprot cairan disinfektan cegah corona