Dinkes Bali tunggu hasil lab sembilan pasien suspek COVID-19

id pasien dalam pengawasan ,pasien positif covid 19,covid 19,pasien terduga covid 19

Dinkes Bali tunggu hasil lab sembilan pasien suspek COVID-19

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2020)

Denpasar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan terhadap sampel sembilan pasien terduga COVID-19 yang berstatus dalam pengawasan.

"Sembilan pasien yang berstatus dalam pengawasan ini, delapan orang dirawat di RSUP Sanglah dan satu pasien di RS Sanjiwani, Gianyar," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Selasa.

Sembilan pasien tersebut semuanya warga negara asing. Dari sembilan WNA yang berstatus dalam pengawasan, satu pasien terbaru dirawat di RSUP Sanglah sejak Selasa (10/3) pagi karena menunjukkan gejala-gejala mirip terduga COVID-19 dan baru tiba dari luar negeri.

"Satu pasien yang baru masuk ini juga sudah kami ambil sampelnya. Yang jelas, pihak rumah sakit sudah melakukan langkah-langkah sesuai dengan protap (prosedur tetap) yang ditentukan untuk penanganan pasien terduga terjangkit COVID-19," ucapnya.

Hasil pemeriksaan laboratorium Balitbangkes, kata Suarjaya, biasanya diterima dalam waktu dua hingga tiga hari. "Hasilnya keluar bertahap. Kalau sebelumnya bisa keluar hasil dua hingga tiga hari, sekarang menjadi lebih lama karena semakin banyak jumlah pasien berstatus dalam pengawasan dari berbagai daerah di Indonesia," ujarnya.

Hingga saat ini, katanya, secara kumulatif jumlah pasien yang berstatus pengawasan di Bali ada 47 orang, yang sudah keluar hasilnya 38 pasien dan semuanya negatif COVID-19, serta sembilan pasien yang kini masih dirawat.

Meskipun hasil pemeriksaan laboratorium Balitbangkes menunjukkan hasil negatif COVID-19, kata Suarjaya, bukan berarti pasien-pasien yang sebelumnya berstatus pengawasan itu boleh pulang.



"Bukan berarti hasilnya negatif mereka (pasien-red) langsung sembuh dan boleh pulang. Intinya mereka mengidap penyakit bukan COVID-19 dan ini masih tetap dirawat hingga sakit yang dideritanya benar-benar sembuh," ujarnya.



Terhadap pasien yang hasil lab-nya negatif, selanjutnya tidak lagi dirawat di ruang isolasi, tetapi di ruang RS sesuai dengan jenis penyakit yang diidap.

Ditanya terkait kemungkinan dari 19 pasien positif COVID-19 yang telah dirilis Kemenkes adakah dari Bali, Suarjaya mengatakan hingga kini tidak ada pasien positif dari Bali.



"Kan tidak menyebutkan darimana, masak dibilang dari Bali? Nggak ada kan? Di luar Jakarta itu tidak tahu darimana. Saya juga tidak dikasih informasi resmi," ucapnya.

Suarjaya mengatakan ada tidaknya pasien yang positif COVID-19 di Bali, pengawasan di pintu-pintu kedatangan di Bandara Internasional Ngurah Rai tetap dilaksanakan secara ketat. "SOP sudah ada, dari dulu juga ketat, tidak ada yang dikendorin," katanya.