Tiga pasangan pengantin nikah bareng di Taman Wisata Gerbang Banyu Langit, Bantul

id Nikah bareng,Taman Wisata Keluarga Gerbang Banyu Langit,wisata bantul

Tiga pasangan pengantin nikah bareng di Taman Wisata Gerbang Banyu Langit, Bantul

Tiga pasang manten nikah bareng di Taman Wisata Keluarga Gerbang Banyu Langit, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

"Nikah Bareng Gerbang Banyu Langit yang merupakan rangkaian pertama dari Nikah Bareng The Series Pertama di Indonesia dan Dunia dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret," kata Ketua Panitia Nikah Bareng Gerbang Banyu Lang
Bantul (ANTARA) - Tiga pasangan pengantin melangsungkan pernikahan bareng di Taman Wisata Keluarga Gerbang Banyu Langit, Bintaran, Desa Srimartani, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang digelar Forum Taaruf Indonesia Sewon Bantul bersama Dinas Sosial DIY.

"Nikah Bareng Gerbang Banyu Langit yang merupakan rangkaian pertama dari Nikah Bareng The Series Pertama di Indonesia dan Dunia dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret," kata Ketua Panitia Nikah Bareng Gerbang Banyu Langit Ryan Budi Nuryanto disela acara di Bantul, Kamis.
Baca juga: Percepat promosi wisata, Dispar Bantul bentuk Badan Promosi Pariwisata Daerah

Tiga pasang pengantin itu adalah Wisnu Budi Cokro Nugroho (23), warga Seyegan, Sleman dengan Inna Hastarin (24), warga Ambarketawang, Sleman, yang menikah di ayunan pinggir Sungai Opak. Kemudian Muhammad Tauhid (46), warga Bantul, DIY, dengan Darminah (47), warga Boyolali, Jawa Tengah, yang menikah di Gerbang Banyu Langit dengan ketinggian 15 meter.

Selanjutnya Yuli Widodo (46), warga Baciro, Kota Yogyakarta, dengan Astuti Atun (41), warga Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, yang menikah di kolam terapi ikan.

Ryan yang juga Ketua Fortais Sewon Bantul mengatakan, bahwa prosesi kirab manten Musik Indonesia diawali bergodo Banyu Langit, prajurit putri, Dimas Diajeng Bantul, Putri Musik (icon), tiga pasang pengantin, puluhan make up artist, anak-anak taman kanak-kanak dan paguyuban lapak Gerbang Banyu Langit.

"Mereka menyusuri jalanan kampung diiringi musik khas bergodo menuju tempat pelaminan di taman Gerbang Banyu Langit. Sesampainya di tempat pelaminan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan bersama-sama memainkan alat musik angklung oleh anak SD," katanya.

Menurut dia, kegiatan nikah bareng The Series ini unik, karena selain lokasi nikah yang tidak biasa atau di taman wisata secara bergantian, mas kawin seperangkat alat shalat dan alat musik ukulele, juga dengan sebuah lagu, di antaranya lagu Gerbang Banyu Langit.

Dia mengatakan, peserta kegiatan nikah bareng ini tidak dipungut biaya, bahkan dapat fasilitas biaya nikah, mahar unik, cincin kawin tematik, rias atau baju pengantin, dokumentasi, ijab unik, pesta kerakyatan, hingga bulan madu di hotel berbintang yang diberikan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY.

"Diharapkan dengan pernikahan tersebut dapat pula tertanam rasa kebangsaan untuk cinta terhadap NKRI sekaligus melakukan restorasi sosial menjadikan budaya sebagai perekat bangsa, yang nantinya oleh para pasangan dapat diimplementasikan, diamalkan dan dipraktikkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Pariwisata desa di Bantul Yogyakarta dorong pengembangan ekonomi masyarakat

"Inilah saatnya pembentukan keluarga baru yang nantinya akan meneruskan ke generasi berikutnya, mereka akan mendidik anak-anaknya dengan Pancasila dan budaya kita yang adi luhung, sehingga pernikahan ini membawa misi religi, sosial, budaya, nasionalisme, ekonomi kerakyatan dan destinasi wisata DIY," katanya.

Melalui kegiatan Nikah Bareng ini, Ryan berharap masyarakat akan lebih mencintai musik nasional dan menjadikan musik sebagai bagian dalam mengarungi rumah tangga dengan nada-nada cinta dan kasih sayang.