LSM dorong kampanye isu perempuan melalui film

id Kekerasan Pada Perempuan ,Isu perempuan

LSM dorong kampanye isu perempuan melalui film

Dialog Isu Kekerasan Perempuan yang digelar oleh klub nonton film yang menghadirkan Lembaga Advokasi Perempuan Damar, Minggu (1/2/2020) (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) - Lembaga Advokasi perempuan DAMAR menilai kampanye terkait isu kekerasan kepada anak dan perempuan melalui dunia seni dan perfilman merupakan suatu hal yang cukup strategis untuk digunakan.

"Kami merasa ini adalah metode baru yang dapat menjadi pintu masuk terkait isu perempuan, yang selama ini hanya melalui media diskusi dan dialog antarkomunitas," kata aktivis perempuan DAMAR, Ana Yunita Pratiwi, usai menyaksikan film besutan dari Yosep Anggi Noen, di Ruang Pemutaran Dewan Kesenian Lampung, di Bandarlampung, Minggu.

Ia pun mengharapkan  insan perfilman khususnya di Provinsi Lampung ke depannya dapat lebih mengangkat isu perempuan dan menganalisa kondisi secara bersama.

Dia menuturkan, kenyataannya saat ini kaum perempuan di Indonesia banyak mengalami kekerasan, baik secara fisik maupun mental, tanpa disadari sebab tidak ada kampanye-kampanye yang masif memberikan pendidikan dan pengetahuan batasan-batasan itu.

Selain itu, realitas di negara ini banyak orang menganggap perempuan sebagai objek yang memiliki nilai jual tinggi sehingga banyak perusahaan  mengeksploitasi perempuan demi keuntungan mereka.

"Kita contohkan banyak industri yang menggunakan wanita dengan pakaian seksi baik untuk promosi dan lainnya padahal hal tersebut dapat dikerjakan oleh laki-laki," jelasnya.

Sementara itu, praktisi perfilman Dede Safara mengungkapkan bahwa isu-isu feminisme merupakan isu yang sangat seksi untuk bisa diangkat oleh komunitas-komunitas film pendek yang ada di manapun.

Ia pun menjelaskan bahwa apabila ingin mengemas masalah perempuan ini menjadi sebuah film pendek maupun panjang sineas di Lampung harus cermat dan jeli mencari isunya serta dapat menyajikan gambar-gambar yang menginformasikan bahwa perempuan adalah subjek kekerasan itu.

"Tentunya selain tujuan kita mengkampanyekan isu perempuan kita juga akan mencoba masuk ke dalam festival film nasional maupun internasional sebagaimana film-film Indonesia yang dapat pengakuan di dunia Internasional, terkait isu feminisme ini,"jelasnya.