Jojo dihantui trauma kekalahan pada babak awal

id jonatan christie,batc 2020,bulu tangkis

Jojo dihantui trauma kekalahan pada babak awal

Foto dokumentasi: Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie memperhatikan kok pengembalian dari lawannya asal Taiwan Wang Tzu Wei dalam pertandingan babak 16 besar Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/1/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengungkapkan buruknya performa pada pertandingan final melawan pemain Malaysia Cheam June Wei di Manila, Minggu, tidak lepas dari rasa trauma pada hasil pertandingan babak sebelumnya yang tidak terlalu baik.

Pada ajang Badminton Asia Team Championships 2020, Jonatan hanya satu kali menang dari empat pertandingan yang ia lakoni. Atlet asal PB Tangkas ini hanya mengantongi satu kemenangan saat meladeni tim tuan rumah pada perempat final, sementara pada babak penyisihan melawan Korea Selatan dan semi final kontra India harus menelan kekalahan.

"Saya merasa sangat bertanggung jawab atas kekalahan tadi. Jujur saya merasa bersalah karena harusnya bisa dapat poin tapi saya tidak bisa," kata Jonatan dilansir dari keterangan tertulis PP PBSI di Jakarta, Minggu.



Kalahnya Jonatan pada partai ketiga dari Cheam dengan skor 16-21, 21-17, 22-24 membuat kemenangan Indonesia harus tertunda saat menjadi skor 2-1 dan memaksa digelarnya partai keempat.

Partai antara Jonatan dan Cheam berlangsung sangat menegangkan saat Jonatan tak dapat mengembangkan permainannya pada gim pertama dan tertinggal jauh. Berhasil membalas pada gim kedua, pertarungan kembali sengit pada gim ketiga.

Sudah unggul 20-17, Jonatan masih belum bisa menyelesaikan permainan. Cheam menyamakan kedudukan menjadi 20-20, pertarungan terus berlangsung hingga kedudukan 22-22. Kesalahan antisipasi bola dari Jonatan membuat Cheam meraih kemenangan set tersebut.

"Saya kurang percaya diri karena dari kemarin saya tidak bisa main seperti biasa. Keadaan ini jarang terjadi di turnamen biasanya, shuttlecock yang kencang, suasananya. Saya mau menyerang tapi jadi buru-buru dan akhirnya mati sendiri. Saya harus lebih berani untuk pakai tempo menyerang," kata Jonatan.



Jonatan menyayangkan tidak dapat memanfaatkan keunggulannya pada gim ketiga saat kedudukan match point 20-17. Sebaliknya, Cheam dinilainya tampil tanpa beban dan lebih lepas. Apalagi sebelumnya ia memetik kemenangan dari Son Wan Ho (Korea) dan Kenta Nishimoto (Jepang).

"Sebenarnya bisa berakhir bagus, tapi di akhir itu sangat disayangkan. Lawan mainnya lepas, saya merasakan dulu di posisi dia mainnya lepas karena masih mengejar. Sekarang saya yang harus menang. Di awal-awal permainan memang ada rasa trauma, karena hasil-hasil kemarin," tutur Jonatan.