Presiden Jokowi resmikan monumen Fatmawati

id monumen fatmawati bengkulu,patung fatmawati bengkulu,kunjungan kerja presiden,presiden jokowi

Presiden Jokowi resmikan monumen Fatmawati

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmikan Monumen Fatmawati di Bengkulu, Rabu (5/2/2020). (HO Media Center)

Bengkulu (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu siang meresmikan monumen pahlawan nasional Fatmawati Soekarno, ibu negara pertama Republik Indonesia, di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa Ibu Negara Fatmawati Soekarno, yang berasal dari Bengkulu, berjasa dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Ibu Negara Fatmawati Soekarno menjahit bendera pusaka merah putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta. 

"Ibu Fatmawati bukan hanya ibunya warga Bengkulu, tetapi juga ibunya seluruh rakyat Indonesia. Beliau selamanya akan dikenang karena visi dan pandangan Beliau yang jauh ke depan. Atas jasa Beliau, kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka merah putih yang dijahit dengan tangan Beliau sendiri dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka," kata Jokowi dalam pidatonya saat meresmikan Monumen Fatmawati.

Presiden mengatakan, sebagai ibu negara, Fatmawati selalu mendukung perjuangan Presiden Soekarno, memotivasi Bung Karno memperjuangkan kemerdekaan di tengah keterbatasan pada masa penjajahan.

Monumen Fatmawati, menurut dia, merupakan bukti penghormatan bangsa Indonesia terhadap perjuangan Fatmawati Soekarno.

"Mengingatkan kita semua anak-anak bangsa sebagai generasi penerus untuk meneladani sikap kenegarawanan Ibu Fatmawati, memotivasi bangkitnya sikap-sikap kepahlawanan, rela berkorban untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa," katanya.

Jokowi juga meminta warga Provinsi Bengkulu untuk merawat dan menjaga Monumen Fatmawati, yang mencakup patung Fatmawati karya pematung I Nyoman Nuarta.

Ketua DPR Puan Maharani, Wakil Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung mendampingi Presiden pada acara peresmian monumen, yang dilaksanakan bertepatan dengan Haul Fatmawati Soekarno.

Setelah meresmikan monumen yang pembangunannya sudah mendapat persetujuan dari anak-anak Bung Karno dan Fatmawati serta keluarga besar Fatmawati Soekarno, Presiden dan rombongan bertolak ke Jakarta dari Bandara Fatmawati Bengkulu.

Selama sekitar dua jam, dari pukul 10.00 sampai 12.00 WIB, berada di Bengkulu, Presiden antara lain mengunjungi kediaman Fatmawati Soekarno di Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, yang kini telah menjadi museum.

Fatmawati merupakan putri dari pasangan tokoh Muhammadiyah Hasan Dien dengan Siti Chadijah yang lahir di Bengkulu pada 5 Februari 1923.

Bung Karno mempersunting Fatmawati pada 1 Juni 1943, dua tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Fatmawati dan Bung Karno dikaruniai lima anak, yakni Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekrnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Fatmawati menghembuskan nafas terakhir pada 14 Mei 1980 di Malaysia, setelah terkena serangan jantung dalam perjalanan pulang dari ibadah umrah. Jenazahnya dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta.

Sukmawati Soekarnoputri saat menghadiri peresmian monumen Fatmawati mengatakan, menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Bung Karno memberikan tugas kepada Fatmawati yang sedang mengandung anak pertamanya untuk menjahit bendera merah putih. 

"Bung Karno bilang sama Jepang saya mau kain merah dan putih, kemudian disediakan oleh pemerintah Jepang. Ibu Fatmawati melaksanakan tugas suci dan mulia yakni menjahit bendera merah putih yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945," kata Sukmawati.