Militer Korsel kerahkan unit anti-pembajakan ke Selat Hormuz

id Korsel,unit anti-pembajakan,Selat Hormuz

Militer Korsel kerahkan unit anti-pembajakan ke Selat Hormuz

Seorang personel militer mengikuti latihan perang Velayat-90 di Laut Oman dekat Selat Hormuz di wilayah selatan Iran, Rabu (28/12). ""Menutup Selat Hormuz lebih mudah dibandingkan meminum segelas air" ungkap Kepala Staf Angakatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayari kepada TV Iran berbahasa Inggris. (FOTO ANTARA/REUTERS/Fars News/) (FOTO ANTARA/REUTERS/Fars News//)

Seoul (ANTARA) - Militer Korea Selatan mengatakan berencana memperluas pengerahan unit anti-pembajakan yang kini beroperasi di lepas pantai Afrika ke area sekitar Selat Hormuz, setelah Amerika Serikat menekan untuk membantu  menjaga tanker minyak.

Serangan tahun lalu terhadap tanker minyak di Selat Hormuz di lepas pantai Iran memicu pejabat AS menyeru para sekutu bergabung dengan rencana misi keamanan maritim.

Saat Korea Selatan akan mengerahkan pasukannya ke kawasan  tersebut, termasuk ke Teluk Persia, pihaknya tidak akan secara resmi bergabung dalam pasukan koalisi internasional, kata Kementerian Pertahanan.

"Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk sementara memperluas penyebaran unit militer Cheonghae atas pertimbangan situasi saat ini di Timur Tengah guna memastikan keselamatan warga negara kami dan kebebasan pelayaran kapal kami," kata pejabat kementerian kepada awak media.

Unit Cheonghae diterjunkan di Teluk Aden sejak 2009, yang bertugas menangani pembajakan dalam kemitraan dengan negara-negara Afrika serta Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Unit berkekuatan 302 personel  itu mengoperasikan satu kapal perusak seberat 4.500 ton, satu helikopter anti-kapal selam Lynx dan tiga perahu motor cepat, menurut laporan resmi pertahanan 2018 Korea Selatan.



Operasi unit Cheonghae juga terlibat dalam penyelamatan  kapal Korea Selatan beserta krunya pada 2011, dengan menembak delapan tersangka bajak laut dan menangkap lima orang lainnya dalam proses tersebut.

Pasukan Korea Selatan juga mengevakuasi warga negara mereka dari Libya dan Yaman, dan hingga November 2018 telah mengawal sekitar 18.750 kapal Korea Selatan dan asing.

Korea Selatan merupakan importir minyak mentah terbesar kelima di dunia sekaligus salah satu pelanggan utama minyak mentah Iran. Pihaknya berhenti melakukan impor minyak mentah Iran sejak Mei setelah keringanan sanksi AS terhadap Iran berakhir awal bulan itu.

Sumber: Reuters