RSUD tangani 7 kasus DBD pada pekan pertama Januari 2020

id Kasus DBD di Bandarlampung,Waspada DBD

RSUD  tangani 7 kasus DBD pada pekan pertama Januari 2020

Waspada virus Demam Berdarah Deunge (DBD) saat masuk musim penghujan, Minggu. (12/1/2020) (ANTARA/Dian Hadiyatna/Istimwa)

Bandarlampung (ANTARA) -

Rumah Sakit Umum Daerah A Dadi Tjokrodiopo Kota Bandarlampung pada Januari 2020 telah menangani tujuh kasus pasien yang terserang virus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti.

"Sampai saat ini kami sudah menangani tujuh pasien yang terkena DBD dimana 6 di antaranya adalah anak-anak dan satunya orang dewasa," kata Direktur RSUD A Dadi Tjokrodiopo Kota Bandarlampung, Indrasari Aulia, di Bandarlampung, Minggu.

Ia mengatakan bahwa, ketujuh pasien yang dirawat tersebut berasal dari daerah Panjang dan Teluk Betung, Kota Bandarlampung dan saat ini semuanya telah pulang ke rumahnya masing-masing karena kondisinya sudah membaik.

"Saya imbau kepada masyarakat jika kondisi anak atau siapa pun mengalami gejala panas dan demam selama tiga hari tidak turun segera periksakan ke pusat pelayanan kesehatan terdekat atau langsung ke sini," ujarnya.

Selain itu, Indrasari juga meminta masyarakat untuk menjaga lingkungan rumah dengan membersihkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk pembawa virus DBD tersebut.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Edwin Rusli, mengatakan, sejak masuk awal bulan 2020 pihaknya mencatat warga Bandarlampung yang terkena DBD tidak kurang dari 30 kasus.

"Masuk Januari 2020 kami mencatat tidak kurang dari 30 kasus DBD di Bandarlampung dan patut kita syukuri belum satu pun warga kita yang meninggal dunia akibat DBD ini," kata dia.

Menurutnya, hal seperti ini sudah menjadi siklus tahunan dimana saat memasuki musim penghujan maka tingkat penyebaran virus DBD akan lebih banyak terjadi dari pada saat musim kemarau.

"Oleh karena itu perlu adanya kewaspadaan bagi semua pihak, apalagi awal tahun ini curah hujan lebih sering terjadi, yang menjadi awal timbulnya dampak tersebut," jelasnya.

Edwin pun mengatakan, koordinasi antara masyarakat dan pemerintah harus ditingkatkan melalui dinkes ataupun puskesmas dimana bila terjadi kasus DBD di suatu wilayah warga harus cepat melaporkannya ke pihak terkait.

"Bila warga segera melapor ke kami nanti kita akan datangi dan lakukan fogging (pengasapan) serta membagikan bubuk abate ke seluruh masyarakat di wilayah itu," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung itu pun mengungkapkan bahwa pihaknya pada akhir tahun sudah melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengasapan di 20 kecamatan di kota itu dan memberikan serbuk abate karena penyebaran virus DBD sudah menjadi siklus tahunan.

"Untuk pencegahan kami tidak menunggu adanya laporan kasus, kita telah lakukan fogging masal di seluruh kecamatan bila memang dirasa perlu akan dilakukan pengasapan kembali," ujarnya.