Kuala Lumpur (ANTARA) - Perusahaan minyak kelapa sawit Malaysia berusaha meningkatkan jumlah burung hantu di perkebunan mereka untuk mengatasi masalah tikus daripada menggunakan ular atau kera, demikian dinyatakan Dewan Minyak Kelapa Malaysia, Rabu.
Tikus tumbuh subur di perkebunan kelapa sawit dan dapat mengurangi hasil minyak sebesar 5% hingga 10% dengan memakan buah sawit, menurut perkiraan industri, membuat sakit kepala Malaysia, produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.
Produsen minyak sawit Malaysia, United Plantations, telah menggunakan serak jawa, spesies burung hantu, sebagai garis pertahanan pertama melawan tikus dan ini telah membantu mengurangi penggunaan racun kimia .
Perusahaan juga telah menggunakan kucing macan tutul untuk menangkap tikus. Penelitian yang diterbitkan tahun lalu mengatakan bahwa kera pemakan tikus juga dapat membantu perusahaan minyak sawit.
Tetapi Dewan Minyak Sawit Malaysia mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa burung hantu memberikan kontrol biologis terbaik terhadap hama dan bahwa penggunaan kera adalah "sama sekali tidak tepat dan tidak praktis" karena mereka dapat mengganggu kegiatan lain di perkebunan.
Berita Terkait
Polda Sumsel tangkap 6 pelaku penyelundupan benih lobster dengan "Kapal Hantu"
Minggu, 1 Mei 2022 20:38 Wib
Tiga anggota Ditpolairud Polda Sumsel sempat dibawa kabur "kapal hantu"
Minggu, 1 Mei 2022 20:37 Wib
Burung hantu bantu meminimalisir populasi tikus pengganggu sawah
Kamis, 24 Februari 2022 19:41 Wib
Polisi tangkap sindikat pelaku becak hantu di Medan
Senin, 22 November 2021 19:58 Wib
Petani Lampung diminta siapkan burung hantu kendalikan hama tikus
Rabu, 23 Juni 2021 18:55 Wib
Desa di Sragen siapkan rumah hantu untuk warga nekat mudik
Jumat, 23 April 2021 18:46 Wib
Pochettino tegaskan enggan dibayangi hantu remontada Barcelona
Rabu, 10 Maret 2021 5:29 Wib
WCS ajak petani manfaatkan burung hantu kendalikan hama tikus di sawah
Sabtu, 9 Januari 2021 18:23 Wib