DBD mulai merebak, Pairin instruksikan rumah sakit cepat tangani penderita DBD

id DBD,Metro

DBD mulai merebak, Pairin instruksikan rumah sakit cepat tangani penderita DBD

Wali Kota Metro Achmad Pairin usai menyampaikan sambutan saat pelantikan dan pengambilan sumpah pejabat struktural di Wisma Haji, Kota Metro, Selasa. (Antaralampung.com/Hendra Kurniawan)

Metro (ANTARA) - Wali Kota Metro Achmad Pairin menginstruksikan rumah sakit yang ada di kota setempat untuk tidak menolak pasien yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Iya kami sudah instruksikan supaya tidak menolak. Mereka juga punya hak untuk dirawat. Yang penting ditangani terlebih dahulu," kata Pairin, di Metro, Selasa.

Kalaupun, kata dia, ruangan di rumah sakit tersebut memang penuh, pasien bisa ditempatkan di lorong rumah sakit sembari menunggu ruangan atau mau dirujuk ke rumah sakit lain.

Baca JugaSatu warga Kota Metro meninggal karena DBD

"Tidak apa-apa di lorong atau gang, tapi harus ditangani terlebih dahulu. Itu yang paling penting. Jadi jangan sampai ada penolakan kepada pasien DBD," ucapnya.

Menurutnya, penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian cukup tinggi, karenanya dirinya ingin penanganan penyakit ini harus dilakukan dengan serius.

Dikatakan Pairin, saat ini pemerintah mengutamakan untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Salah satunya, yakni dengan rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan DBD.

"Kemarin sudah ada korban meninggal karena DBD ini. Tentu kita berharap jangan sampai ada korban meninggal lagi," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami demam yang tinggi secara mendadak, mual muntah dan pusing lebih dari tiga hari.

Plh Direktur RSUD Jend. Ahmad Yani, dr. Fitri Agustina menjelaskan, pihak rumah sudah menambah tempat di UGD, ruang rawat inap maupun ruang lainnya mengantisipasi melonjaknya jumlah pasien DBD.

"Iya kemarin kita sudah menerima instruksi dari pak wali kalau tidak boleh menolak pasien dengan suspect DBD. Kami sudah siaga dengan menambah tempat tidur di beberapa ruangan," jelasnya.

Selain itu, tambah dia, pihak rumah sakit sudah meminta kepada perawat, dokter maupun kepala ruangan untuk menerima pasien DBD meskipun harus ditempatkan di lorong-lorong.

"Kita juga sudah siapkan lorong di ruang anak, penyakit dalam C maupun ruangan lain," tambahnya.

Diketahui, penyakit DBD sudah menelan korban di Kota Metro. Seorang anak AW (9) warga Kelurahan Banjarsari, Metro Utara meninggal akibat penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypty.

Baca JugaWali Kota Metro Panggil Dinkes Terkait Kematian Pasien DBD