PM Irak kutuk serangan AS terhadap pangkalan milisi

id milisi irak,pm irak abdul mahdi,serangan udara AS

PM Irak kutuk serangan AS terhadap pangkalan milisi

F-15C A.S. Eagles, yang berbasis di Pangkalan Al Udeid di Doha, Qatar, terbang bersamaan dengan Stratotanker Skuadron Pengisian Bahan Bakar Udara Ekspedisi ke-28 KC-135 selama misi patroli udara tempur di lokasi yang dirahasiakan di Asia Barat Daya, pada gambar yang diambil Rabu (18/9/2019) dan dirilis oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, Senin (23/9/2019). (VIA REUTERS/RUSS SCALF/U.S. AIR FORCE)

Baghdad (ANTARA) - Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi pada Senin mengutuk serangan udara AS terhadap pangkalan milisi Irak yang didukung Iran.

Serangan tersebut dapat menjerumuskan Irak lebih jauh ke konflik antara Washington dan Teheran.

Militer Amerika Serikat melakukan serangan udara pada Minggu terhadap milisi Kataib Hizbullah sebagai balasan atas tewasnya seorang kontraktor sipil AS dalam serangan roket di pangkalan militer Irak, kata para pejabat.

Sumber-sumber Irak mengatakan sedikitnya 25 pejuang milisi tewas dan 55 lainnya mengalami luka-luka.

"Perdana menteri menggambarkan serangan Amerika terhadap pasukan bersenjata Irak sebagai serangan keji yang tidak dapat diterima yang akan memiliki konsekuensi berbahaya," menurut kantor Perdana Menteri Irak.

Ketegangan telah meningkat antara Teheran dan Washington - dua sekutu utama Irak - sejak tahun lalu ketika Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi.

Awal bulan ini, Menlu AS Mike Pompeo menyalahkan pasukan yang didukung Iran atas serangan di pangkalan-pangkalan di Irak.

Mike mengatakan serangan apa pun oleh Teheran yang merugikan orang Amerika atau sekutu akan "dijawab dengan respons yang tegas."

Iran membantah terlibat dalam serangan terhadap pasukan AS dan mengutuk serangan itu sebagai "terorisme".

"Iran tidak dapat membenarkan pemboman dan pembunuhan orang yang melanggar hukum internasional," kata juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei.

Serangan itu terjadi saat aksi unjuk rasa di Irak dengan ribuan orang turun ke jalan untuk mengutuk, antara lain, milisi seperti Kataib Hizbullah dan pendukung Iran lainnya.

Mereka juga menuntut perombakan sistem politik yang korup dan membuat sebagian besar rakyat Irak berada dalam garis kemiskinan.

Sekitar 400 orang di Basra memprotes serangan itu dan melakukan demonstrasi mendukung milisi.


Sumber: Reuters