Penerjun "sinterklas" dan strategi taktis amankan Papua

id OPM papua

Penerjun "sinterklas" dan strategi taktis amankan Papua

Ilustrasi - Sejumlah musisi menggunakan kostum Sinterklas tampil pada Kongres Sinterklas Dunia, acara tahunan yang diadakan setiap musim panas di Kopenhagen, Denmark, Senin (22-7-2019). ANTARA/REUTERS/Andreas Mortensen/djo/wsj.

Jakarta (ANTARA) - Bak sinterklas, 156 prajurit TNI dari kesatuan Batalyon Infanteri Para Raider 330/Tri Dharma membagikan hadiah Natal kepada warga di Bandara Mozes Kilangin, Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat (29/11).

Para penerjun dibagi dua kelompok, masing-masing menumpang dua pesawat Hercules TNI AU. Pesawat Hercules C-130 A-1316 dari Skuadron 32 Abdurahman Saleh yang dipiloti Kapten Pilot Letkol Pnb Suryo Abituren membawa 64 pasukan penerjun dipimpin Komandan Yonif Para Raider 330 Mayor Inf. Morison Chandra Karundeng Abituren.

Sementara pasukan penerjun kedua menggunakan pesawat Hercules C-130 A-1318 dari Skuadron 31 Halim Perdana Kusuma dengan Kapten Pilot Mayor Pnb Alfonsus Abituren membawa 92 pasukan penerjun dipimpin Wakil Komandan Yonif Para Raider 330 Kostrad Mayor Inf. Wira Ardhani Abituren.

Disaksikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol. Idham Aziz, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, latihan kesiapsiagaan operasi (LKO) penerjunan prajurit TNI tersebut disambut antusias oleh masyarakat Timika yang berbondong-bondong menuju tempat pendaratan (dropping zone).



Turut hadir Kepala BIN Budi Gunawan, Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Bupati Puncak Willem Wandik, serta sejumlah petinggi TNI dan Polri menyaksikan para "sinterklas" membawa karung-karung bingkisan Natal yang siap dibagikan kepada masyarakat.

Suasana bahagia dan keakraban menyelimuti Bandara Mozes Kilangin tatkala para prajurit mengambil tempat untuk berpose dengan warga seusai melakukan terjun statis. Masyarakat pun antusias berbaur dengan para prajurit, cermin kepaduan TNI dan rakyat.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa penerjunan statis dengan pesawat Hercules dalam rangka latihan kesiapsiagaan operasi (LKO) menjelang Natal dan Tahun Baru 2020.

Aparat TNI dan Polri berkomitmen menjaga keamanan di Tanah Papua, apalagi saat ini masyarakat Papua sedang mempersiapkan diri menyambut Natal dan Tahun Baru 2020, kata Marsekal Hadi di Timika, Papua.



Tak Terkait OPM

LKO di Bandara Mozes Kilangin Timika, Jumat pagi, menurut Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, tidak ada kaitannya dengan momentum 1 Desember atau HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Latihan penerjunan ini tidak ada kaitannya dengan 1 Desember. Latihan seperti ini dilakukan setiap tahun dan dilaksanakan di seluruh tempat di Indonesia," kata Panglima TNI.

Latihan penerjunan prajurit TNI dilakukan secara kontinu. Sebelumnya, di Jayapura beberapa waktu lalu digelar latihan pasukan pemukul reaksi cepat (PPRC). Kegiatan serupa juga dilakukan di Selaru, Morotai, dan Timika pada tahun 2018.

Panglima TNI berharap kegiatan LKO melalui penerjunan prajurit TNI memberikan hiburan kepada warga Timika dan sekitarnya sehingga prajurit TNI makin dekat dengan masyarakat Papua.

Sementara itu, menjelang 1 Desember, TNI/Polri dan pemerintah daerah setempat menggelar patroli rutin untuk menjaga iklim kondusif di Papua.

Polri juga tidak memperbolehkan adanya aksi massa ataupun perayaan HUT OPM pada tanggal 1 Desember 2019.



Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol. Asep Adi Saputra menegaskan bahwa Kapolda Papua sudah menyampaikan tidak ada kegiatan-kegiatan yang bersifat perayaan.

Tidak diberikannya izin tersebut merupakan langkah dari Polri untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang dapat merugikan masyarakat.

Secara umum situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Mimika masih kondusif. Aktivitas warga, roda perekonomian, maupun pemerintahan berjalan normal.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD yakin tidak akan ada gejolak luar biasa pada momentum 1 Desember di Papua meski bersamaan peringatan HUT OPM.

"Saya lihat itu tidak akan ada masalah luar biasa. Biasa-biasa saja Papua, seperti yang sudah-sudah," kata Mahfud.



Bahkan, kata Mahfud MD, situasi dan kondisi terkini di Papua sudah lebih baik pascakerusuhan beberapa waktu, serta tidak ada lagi letupan-letupan yang membuat suasana memanas.

Sekarang tidak ada letupan-letupan yang menimbulkan suasana menjadi lebih panas. Laporan-laporan yang masuk sudah mendingin, jauh lebih dingin, demikian pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD.

Pengamanan Freeport

Meskipun demikian, aparat gabungan TNI/Polri melipatgandakan personel pengamanan di wilayah Timika, terutama di area pertambangan PT Freeport Indonesia.

Hal itu guna mengantisipasi adanya aksi teror penembakan dan penyerangan oleh Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) bertepatan dengan peringatan HUT OPM pada hari Minggu (1-12- 2019).

Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf. Pio L. Nainggolan mengimbau warga pendulang emas tradisional di Kali Kabur area PT Freeport Indonesia segera meninggalkan lokasi pendulangan lantaran kawasan itu sudah dimasuki oleh KKSB.

Bahkan, pihaknya sudah kesekian kalinya kami mengimbau warga pendulang yang ada di area PT Freeport Indonesia untuk segera keluar dari lokasi-lokasi pendulangan. Ini demi keamanan dan kenyamanan mereka sendiri.

"Tidak dibantah lagi sekarang ini kelompok separatis itu sudah membaur dengan para pendulang di area PT Freeport Indonesia," kata Letkol Nainggolan di Timika, Jumat.

Sesuai dengan laporan yang diterima, diperkirakan jumlah pendulang emas tradisional yang mengais butiran emas dari pasir sisa tambang (sirsat) atau tailing PT Freeport Indonesia yang dialirkan melalui Kali Kabur menuju dataran rendah Kabupaten Mimika mencapai sekitar 16.000 orang.

Namun, hingga kini kawasan Kali Kabur, terutama di wilayah dataran rendah Kabupaten Mimika, masih banyak dipenuhi oleh para pendulang yang memang menggantungkan nasib keluarganya pada usaha mengais butiran emas tersebut.

Dandim tidak sependapat dengan para pendulang untuk membatasi waktu kegiatan pendulangan, yaitu dari pagi hingga petang hari, sementara pada malam hari mereka turun kembali ke Timika.

Itu bukanlah solusi yang baik. Solusi terbaik, menurut Dandim, mereka segera tinggalkan lokasi pendulangan untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki.

Semua harus belajar dari kasus-kasus yang terjadi di pedalaman, seperti di Ilaga dan Nduga. Di daerah itu, warga sipil menjadi korban kekerasan kelompok separatis ini.