Kementerian ESDM segera hentikan pasokan gas bumi ke Singapura

id pasokan gas,kementerian esdm,arifin tasrif,singapura

Kementerian ESDM segera hentikan pasokan gas bumi ke Singapura

Ilustrasi: Petugas memutar katup untuk memasukan gas kedalam pipa di Stasiun Penerima dan Penyalur Gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Bojonegoro, Serang, Banten, Kamis (27/10). Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan kerja sama dengan Singapura di mana pemerintah mengirimkan gas bumi yang berasal dari lapangan Gajah Baru di West Natuna ke Singapura sebanyak 140 juta kaki kubik per- hari selama 17 tahun. (FOTO ANTARA/ Dhoni Setiawan)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan akan meningkatkan penggunaan gas bumi dalam negeri dengan menghentikan pasokan gas bumi ke Singapura dari Lapangan Suban Blok Corridor yang digarap ConocoPhillips.

"Gas masih banyak di Sumatera, suplai ke Singapura berakhir 2023 akan ditarik ke dalam negeri," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangan tertulis Kementerian ESDM di Jakarta, ESDM.

Ke depan, lanjut Arifin Tasrif, gas yang dipasok ke Singapura akan dialirkan ke pipa Duri Dumai, kemudian dialirkan seluruhnya untuk kepentingan domestik, khususnya Pulau Sumatera. Tak hanya itu, Pulau Sumatera akan dipasok dari tambahan beberapa sumur yang saat ini masih dalam penjajakan pembelian gas.

"Beberapa sumur (tambahan) sudah kami lakukan pendekatan untuk alokasi (pembelian gas) sehingga bisa menyambung pipa dari Dumai," jelas Arifin.

Selain wilayah Sumatera, menurut Arifin, pasokan gas juga akan dialirkan ke Jawa melalui sejumlah ruas pipa, yaitu Gresik-Semarang-Cirebon-Jakarta, dengan bersumber dari Blok Saka Kemang dan Jambi Merang.

"Sumatera, Jawa, tinggal sambung Cirebon-Gresik, sumber ConocoPhillips Saka Kemang, sehingga daerah ini tersambung," ujarnya.

Untuk wilayah Kalimantan, pemerataan pasokan gas juga dilakukan melalui pembangunan pipa Trans Kalimantan. Rencananya, selain pasokan gas berasal dari blok migas yang sudah beroperasi, juga berasa dari Blok East Natuna.

"Sedangkan Trans Kalimantan jargas (jaringan gas), kami melihat potensi Natuna Blok D Alfa sangat besar dan bisa ditarik sampai Pontianak turun ke bawah," tandas Arifin.