New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama di bursa Wall Street bergerak sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor menahan diri di tengah pesan beragam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan nyata pada hubungan Amerika Serikat (AS) dan China.
Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui dua RUU untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong dan mengirim peringatan ke China tentang hak asasi manusia, suatu tindakan yang membuat Beijing marah.
Tetapi China masih mengundang perunding perdagangan utama AS untuk putaran baru pembicaraan tatap muka di Beijing, Wall Street Journal melaporkan, mengutip sumber yang tidak dikenal.
Ini adalah hari setelah saham-saham terjual karena laporan bahwa kesepakatan fase satu AS-China tidak mungkin terjadi tahun ini. Akibatnya, investor waspada untuk menempatkan taruhan lebih lanjut pada kesepakatan perdagangan dan mengingat bahwa saham masih mendekati rekor tertinggi.
"Inti dari optimisme ini adalah prospek perjanjian perdagangan fase satu. Investor menunggu apakah ini terjadi tahun ini atau tidak," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall di New York.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 54,80 poin atau 0,20 persen, menjadi ditutup di 27.766,29 poin. Indeks S&P 500 turun 4,92 poin atau 0,16 persen, menjadi berakhir di 3.103,54 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir turun 20,52 poin atau 0,24 persen, menjadi 8.506,21 poin.
Sementara jumlah orang Amerika yang mencari tunjangan pengangguran secara tak terduga tidak berubah pada level tertinggi lima bulan minggu lalu, menunjukkan beberapa pelemahan pasar tenaga kerja.
Penjualan rumah AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Oktober dan harga rumah naik pada laju tercepat dalam lebih dari dua tahun, di tengah lebih rendahnya suku bunga KPR dan kekurangan pasokan.
Kepala Investasi Cresset Capital Management, Jack Ablin, di Chicago, mengatakan tidak ada cukup kejutan dalam data untuk menghasilkan pergerakan pasar yang menentukan.
"Ini adalah pasar mencari katalisator," katanya.
Tiga dari 11 sektor industri utama S&P 500 naik, dengan energi menunjukkan kenaikan terbesar pada 1,6 persen karena harga minyak naik dengan harapan bahwa OPEC dan sekutunya kemungkinan akan memperpanjang penurunan produksi hingga pertengahan 2020.
Sektor real estate menunjukkan penurunan terbesar pada 1,4 persen, sedangkan teknologi menjadi hambatan terbesar pada indeks acuan dengan penurunan 0,5 persen.
Di bursa Amerika Serikat 6,83 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan dengan rata-rata 7,05 miliar dalam 20 sesi perdagangan terakhir.
Berita Terkait
Ditreskrimun Polda Metro berhasil tangkap 168 pelaku kejahatan dalam operasi Sikat Jaya 2022
Jumat, 30 Desember 2022 7:06 Wib
Polda Metro Jaya kembali gelar balap jalanan pada Januari 2023
Jumat, 2 Desember 2022 19:40 Wib
Barcelona kembali jual 15 persen hak siarnya kepada Sixth Street
Sabtu, 23 Juli 2022 6:30 Wib
Google rekam destinasi favorit di Indonesia
Senin, 30 Mei 2022 19:37 Wib
Pertamina bersama PP IMI gelar "street race" di BSD
Rabu, 20 April 2022 21:02 Wib
FIM circuit homologation: The Pertamina Mandalika Circuit gets Grade A
Sabtu, 19 Maret 2022 22:29 Wib
Warga antusias nonton langsung MotoGP Pertamina Grand Prix
Sabtu, 19 Maret 2022 19:11 Wib
Agenda para pebalap MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika
Selasa, 15 Maret 2022 5:21 Wib