Presiden China Xi undang PM India Modi mengunjungi China lagi

id China-India,Kashmir,Xi undang Modi

Presiden China Xi undang PM India Modi mengunjungi China lagi

Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping berbicara dalam pertemuan mereka di Mamallapuran di pinggiran kota Chennai, India, Sabtu (12/10/2019). (via REUTERS/India's Press Information Bureau)

Beijing (ANTARA) - Presiden Cina Xi Jinping mengundang Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mengunjungi China lagi tahun depan setelah dua pertemuan puncak informal antara kedua pria itu di negara masing-masing, meskipun ada perbedaan pendapat yang mendalam mengenai wilayah Kashmir yang disengketakan.

Xi dan Modi bertemu di India selatan bulan lalu, setelah pertemuan puncak informal pertama mereka di China tahun lalu ketika keduanya berusaha untuk menempatkan hubungan mereka yang sering sangat tegang, kembali ke jalurnya.

Tetapi lebih dari dua minggu kemudian, kedua negara jatuh ke dalam sengketa diplomatik atas Kashmir setelah India secara resmi mencabut otonomi konstitusi negara dan membaginya menjadi dua wilayah federal dalam upaya untuk mengintegrasikannya sepenuhnya ke India.

Pada pertemuan di Brasil di sela-sela pertemuan negara-negara BRICS - Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan - Xi mengatakan kepada Modi bahwa dia bersedia mempertahankan komunikasi yang erat "untuk memandu perkembangan hubungan China-India yang lebih baik dan lebih stabil."

Keduanya harus "meningkatkan rasa saling percaya politik, mengelola perbedaan dengan tepat dan memperluas kerja sama praktis untuk memandu perkembangan hubungan bilateral yang lebih baik dan lebih stabil," kata Xi, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China yang dirilis pada hari Kamis.

"2020 akan segera datang, dan saya berharap hubungan China-India akan mencapai perkembangan baru dan lebih besar di tahun baru," pernyataan Xi yang dikutip . "Saya menyambut Anda untuk datang ke China untuk pertemuan lain tahun depan."

Pernyataan China tidak menyebutkan Kashmir.

Sumber: Reuters