Kasus DBD di Waykanan meningkat

id dinkes wk, waykanan, dinas kesehatan waykanan, dinas kesehatan, waykanan dbd, dbd, lampung dbd, kasus dbd

Kasus DBD di Waykanan meningkat

kepala Dinas Kesehatan Waykanan Anang Risgianto sedang berbincang dengan masyarakat tentang pencegahan penyakit DBD untuk masyarakat (Foto : Antaralampung/Ist)

Waykanan (ANTARA) -
 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan Anang Risgianto mengatakan, bahwa kasus DBD tahun 2019 ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

 
"Hingga sekarang me lbcapai 59 orang, sedangkan tahun 2018 hanya 24 orang. Semoga masyarakat yang terserang penyakit ini tidak bertambah hingga akhir tahun 2019,” kata Anang Risgianto, di Blambangan Umpu, Minggu.
 
 
Menurutnya, dengan masih tingginya masyarakat yang terjangkit kasus DBD ini, berarti petugas kesehatan masih harus bekerja keras untuk mengurangi angka dan menekan agar tidak ada pagi masyarakat yang terkena penyakit tersebut.
 
 
Selain itu, banyak yang harus dilakukan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas di masing-masing kecamatan, dan para bidan desa, agar tidak ada yang terkena penyakit tersebut.
 
 
“Semoga pada tahun ini tidak akan bertambah lagi kasus DBD ini. Karena bila terus bertambah, berarti sosialisasi yang di lakukan dianggap gagal,” katanya
 
 
Anang menjelaskan, sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan naik di setiap kegiatan yang di lakukan di balai kampung atau kecamatan.
 
 
“Sosialisasi yang diadakan di balai kampung dan kecamatan sangat efektif. Karena bisa sekaligus banyak, tidak harus satu persatu,” jelasnya
 
 
Bahkan tenaga kesehatan juga kerap membagikan serbuk abate kepada masyarakat secara gratis saat datang ke puskes atau saat sosialisasi berlangsung.
 
 
Masyarakat juga harus bisa membudayakan hidup bersih dengan melakukan 3M plus agar bisa bisa terhindar penyakit DBD tersebut.
 
 
“Ayo masyarakatnya dari sekarang sadar menjaga kebersihan, jangan sampai sanak keluarga ikut terkena, yang bisa menyebabkan kematian,” ungkapnya
 
 
Sebagaai informasih, masyarakat harus bisa mengetahui gejala DBD yaitu Demam tinggi hingga mencapai 40 derajat celcius.

Sakit di belakang mata, sendi, otot atau tulang, Sangat gelisah dan mudah mengantuk, sakit kepala hebat, ruam di sebagian besar tubuh, pendarahan ringan dari hidung atau gusi dan mudah memar.
 
 
Gejala DBD ringan dapat terjadi pada anak-anak karena usianya yang masih muda, dan juga bagi mereka yang baru pertama kali terkena DBD.
 
"Sedang untuk anak-anak yang mungkin pernah terinfeksi penyakit ini sebelumnya, gejala akan menjadi ke tahap sedang hingga berat," ujarnya..
 
 
Tak jarang setelah gejala DBD regular selama 2 – 7 hari, demam akan mereda. Namun hal inilah yang berbahaya, karena akan timbul gejala lain yang lebih parah seperti: pendarahan yang lebih hebat, mual, muntah, sakit perut parah dan masalah pernapasan. Belum lagi penurunan tekanan yang terjadi secara cepat.
 
 
Sedangkan untuk penularan DBD ada beberapa penyebabnya seperti, virus dengue yang merupakan penyebab DBD tidak menular melalui udara, cairan tubuh, makanan maupun minuman, hal ini karena virus dengue tidak dapat bertahan lama di luar jaringan tubuh maupun sel yang hidup.
 
 
Namun begitu, penyakit DBD pada anak-anak risikonya tetap tinggi terutama pada usia 4 – 10 tahun. Karena pada usia tersebut daya tahan tubuhnya tentu belum sekuat orang dewasa lainnya.
 
 
Hal yang bisa  dilakukan agar penularan DBD tidak terjadi pada anak-anak salah satunya adalah dengan lebih waspada saat bermain pada pagi dan siang hari terutama bila tempatnya lembap dan gelap, sebab pada saat – saat tersebut terutama nyamuk aedes aegypti betina suka sekali menggigit.
 
 
Sedangkan untuk pertolongan pertama pada penyakit DBD yaitu, dengan memberi mereka cairan sebanyak mungkin untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
 
 
Cairan yang di berikan tentunya berupa air putih atau minuman bernutrisi seperti jus. Bila orang tua merasa perlu memberikan obat penurun panas, berilah paracetamol setiap empat jam sekali dan jangan lupa untuk mengompresnya.
 
 
Bila gejala sudah semakin memburuk pada hari kedua,segera berikan perawatan yang lebih serius dengan membawanya ke rumah sakit.
 
 
"Ingat, tidak ada vaksin yang dapat mencegah DBD, yang bisa kita lakukan adalah selalu memberi pengawasaan untuk waktu dan tempat mereka bermain," jelas Anang.