Dolar melemah, investor ragu akan hasil perdagangan AS-China ?

id kurs dolar,indeks dolar ,safe haven,perang dagang

Dolar melemah,  investor ragu akan  hasil perdagangan AS-China ?

Dolar mata uang Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Thomas White/am.

New York (ANTARA) - Kurs dolar AS melemah terhadap yen Jepang dan mata uang lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan pasar berada dalam konsolidasi karena investor mencari kejelasan tentang negosiasi perdagangan AS-China yang sedang berlangsung.

Seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan kepada Reuters pada Rabu (6/11/2019) bahwa pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menandatangani perjanjian perdagangan sementara yang ditunggu-tunggu bisa ditunda hingga Desember karena diskusi terus berlanjut mengenai persyaratan dan tempat.

Dolar memangkas kerugian terhadap sejumlah mata uang utama lainnya setelah laporan Reuters, menarik sedikit tawaran safe-haven terhadap mata uang lainnya seperti euro. Tapi dolar mencapai terendah terhadap mata uang safe haven lain, yen, di tengah berita tersebut.

"Intinya adalah bahwa pasar harus sepenuhnya yakin bahwa kita keluar dari kesulitan, bahwa kita telah melewati yang terburuk," kata Erik Nelson, ahli strategi mata uang, di Wells Fargo Securities di New York. "Sejauh ini, itu (kesepakatan perdagangan AS-China) belum selesai."

Baca juga: Perang dagang AS vs China mereda, rupiah pada Jumat pagi tertahan

Namun, ketika Amerika Serikat dan China berupaya mempersempit perbedaan mereka cukup untuk menandatangani kesepakatan perdagangan "fase satu" pada awal bulan ini, harapan akan terobosan telah meningkatkan sentimen di seluruh pasar dunia.

Setelah langkah yang cukup besar pada Selasa (5/11/2019), yang termasuk penguatan yuan China di luar negeri ke tertinggi tiga bulan terhadap dolar, pasar mata uang bergerak ke "mode menunggu dan lihat".

Sentimen itu bergema di pasar saham global, yang stabil setelah reli tiga hari.

Dalam perdagangan sore, indeks dolar, yang mengukur nilai greenback terhadap mata uang utama lainnya, turun 0,1 persen pada 97,875, setelah mencapai tertinggi tiga minggu pada Selasa (5/11/2019).

Dolar 0,2 persen lebih lemah terhadap yen di 108,91 yen, meskipun masih dalam jangkauan tertinggi tiga bulan pekan lalu di 109,285.

Sementara itu, mata uang bersama Eropa sedikit lebih rendah pada hari ini di 1,1069 dolar. Euro sebelumnya diuntungkan dari data yang dirilis pada Rabu (6/11/2019) yang menunjukkan pesanan industri Jerman naik lebih dari yang diperkirakan pada September, menawarkan secercah harapan untuk ekonomi bertenaga ekspor yang terpukul keras oleh ketegangan perdagangan global.

Franc Swiss juga sedikit lebih tinggi pada 0,9924 terhadap dolar.

Analis mengatakan data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan dalam sepekan terakhir telah mengurangi harapan untuk pelonggaran lebih lanjut dari Federal Reserve AS dan bahwa ini berdampak baik untuk prospek dolar.

Sebuah survei terhadap sektor jasa-jasa AS yang besar yang diterbitkan pada Selasa (5/11/2019) menunjukkan sentimen bisnis telah meningkat pada Oktober dari level terendah tiga tahun pada September.

Rebound adalah tanda selamat datang untuk dolar karena penurunan dalam indeks sektor jasa akan menunjukkan bahwa rasa tidak enak di sektor manufaktur yang terdampak perang perdagangan juga menginfeksi sektor jasa.

Baca juga: Yuan China menguat menjadi 7,0008 per dolar AS