Sidang pemakzulan Trump oleh DPR AS dimulai lagi hadirkan saksi dari Deplu

id Penyelidikan pemakzulan Trump,Kesaksian pejabat,pemakzulan trump, donald trump

Sidang pemakzulan Trump oleh DPR AS dimulai lagi hadirkan saksi dari Deplu

Anggota korps wartawan Gedung Putih yang berada di Trump Bar di Trump Tower menyaksikan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi secara langsung di televisi saat ia mengumumkan penyelidikan pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di New York City, New York, Amerika Serikat, Selasa (24/9/2019). REUTERS/Jonathan Ernst/wsj/cfo (REUTERS/JONATHAN ERNST)

Investigasi pemakzulan Presiden Donald Trump yang dipimpin Partai Demokrat dimulai lagi.
Washington (ANTARA) - Investigasi pemakzulan Presiden Donald Trump yang dipimpin Partai Demokrat dimulai lagi dengan menghadirkan seorang pejabat Departemen Luar Negeri pada Sabtu untuk memberikan kesaksian, sehari setelah seorang hakim mendukung penyelidikan dengan menolak keberatan Partai Republik.

Philip Reeker, penjabat asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Eropa dan Eurasia, dijadwalkan bertemu dengan Komite Urusan Luar Negeri, Intelijen dan Pengawasan DPR dalam rapat tertutup di Capitol AS.
Baca juga: Terkait pemakzulan Trump, Kongres panggil Gedung Putih

Para anggota DPR dan staf mengadakan penundaan investigasi akhir pekan pertama setelah pemberian kesaksian Reeker ditunda karena berbagai kegiatan untuk mengenang Elijah Cummings pekan ini. Cummings telah menjadi ketua pengawasan dan memainkan peran terkemuka dalam penyelidikan pemakzulan.

Pada Jumat Hakim Distrik AS Beryl Howell menolak klaim bahwa proses pemakzulan tidak sah, sementara dia memerintahkan pemerintahan Trump dari Partai Republik memberikan Komite Kehakiman DPR bahan-bahan rahasia dari laporan mantan penasihat khusus Robert Mueller mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan AS tahun 2016.

Howell menyatakan DPR tidak harus mengesahkan sebuah resolusi secara resmi yang memprakarsai usaha bagi penyelidikan pemakzulan supaya sah, sesuatu yang pihak Republik inginkan dalam kasus itu.
Baca juga: Donald Trump nyatakan razia keimigrasian 'segera' dimulai

Reeker, 54 tahun, adalah seorang diplomat karir yang tugasnya mencakup Ukraina, negara yang menjadi pusat perhatian bagi penyelidikan Trump. Reeker telah bertugas sebagai pejabat  asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Eropa dan Eurasia sejak 18 Maret.

Sumber: Reuters