Kadistanbun Aceh: Kopi Arabica Gayo belum ada penolakan dari Eropa

id Aceh,Pemerintah Aceh,Pemprov Aceh,Distanbun Aceh,Kopi,Organik

Kadistanbun Aceh:  Kopi Arabica Gayo belum ada penolakan dari Eropa

Dokumen - Petani memetik kopi arabika pada panen massal dalam rangkaian festival penen kopi gayo di Rembele, Bener Meriah, Aceh, Rabu (21/11/2018). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh memastikan kopi arabica Gayo masih terjaga kualitasnya, tetap organik dan tidak terkontaminasi bahan kimia glyphosate seperti informasi yang berkembang akhir-akhir ini.

Kepala Distanbun Aceh, A Hanan mengatakan, pihaknya telah melakukan uji laboratorium secara khusus terhadap sampel kopi arabica Gayo yang diduga tercemar glyphosate, sehingga ditolak beberapa pasar internasional. Dan hasilnya kopi arabica Gayo dinyatakan masih tetap organik.

"Kami sampaikan kepada beberapa pihak bahwa kopi arabica kita belum ada penolakan dari Eropa. Kandungan glyphosate yang didapat dari hasil pengujian lab (laboratorium) di sana itu, masih di bawah batas yang dibenarkan," katanya di Aceh Tengah, Sabtu.



Pernyataan itu disampaikan Hanan saat sosialisasi budidaya kopi organik, dengan melibatkan 600 petani dari Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Dia menjelaskan pasar kopi arabica Gayo di dunia Internasional memiliki dua segmen, yakni organik dan konvensional.

Menurutnya, informasi yang berkembang belakangan ini tentang adanya unsur glyphosate pada kopi Gayo adalah jenis kopi konvensional.

"Kalau segmen pasar organik itu benar-benar harus zero (nol), tidak boleh mengandung sedikitpun (glyphosate). Tapi kalau pasar konvensional itu kandungan (glyphosate) dibenarkan, tapi masih di bawah ketentuan yang persyaratan. Kita enggak ada masalah selama ini, itu satu yang harus diklarifikasi," katanya.
 

Kemudian, dia mengatakan sejak beredar informasi bahwa kopi arabica Gayo disebutkan mendapat penolakan dari buyer negara-negara di Eropa, karena mengandung bahan kimia glyphosate di atas ambang batas. Kata dia, pemerintah langsung merespons dengan menurunkan tim peneliti ke Aceh Tengah.

"Begitu isu ini berkembang kami langsung mendapat perintah dari pak pelaksana tugas Gubernur Aceh agar dapat melakukan check and recheck terhadap kebenaran informasi tersebut," kata dia.

Maka Distanbun Aceh, kata di, langsung berkoordinasi dengan pihak Kementerian Pertanian untuk menindaklanjuti informasi yang beredar di masyarakat.

Kata dia, tim peneliti langsung terjun ke Aceh Tengah untuk melakukan pemeriksaan serta mengambil sampel kopi arabica Gayo yang diduga mengandung glyphosate di atas ambang batas, yang kemudian untuk dilakukan uji laboratorium di Jakarta.

"Hasil pemeriksaan itulah hari ini kita hadirkan narasumber-narasumber yang berkompeten untuk menyatakan kopi Gayo itu masih organik," katanya.