Jakarta (ANTARA) - Dokter Terawan Agus Putranto yang selama ini dikenal dengan metode cuci otak untuk pasien stroke, terlihat berkemeja putih dan masuk ke Istana Kepresidenan.
Terawan Agus Putranto yang juga dokter kepresidenan yang pernah dimerawat Ibu Ani Yudhoyono itu datang ke kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa sekitar pukul 17.30 WIB.
Ia langsung tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada wartawan yang berada di area pintu masuk menuju Kantor Presiden.
Saat ditanya oleh wartawan apakah dia akan menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada kabinet mendatang, Terawan hanya tersenyum menundukkan badan dan berpamitan untuk masuk.
Baca juga: Budi Karya Sumadi tetap sebagai Menhub
Baca juga: Yasonna Laoly kembali duduki jabatan Menkumham
Baca juga: Sri Mulyani tetap sebagai Menkeu
“Saya ta' masuk, ya,” kata Terawan sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
Hingga Selasa sore, sudah lebih dari 32 orang yang dipanggil dalam dua hari terakhir yang kemungkinan akan menduduki jabatan menteri di kabinet mendatang.
Terawan adalah satu-satunya orang yang berprofesi sebagai dokter sehingga banyak yang memprediksikan yang bersangkutan akan menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Dokter asal Yogyakarta itu selama ini dikenal dengan metode cuci otak untuk pasien stroke dan telah berhasil menyembuhkan 40.000 pasien.
Baca juga: Inilah kriteria menteri yang dicari Presiden Jokowi
Baca juga: Wapres Ma'ruf harap Presiden Jokowi pilih menteri muda dan kreatif
Berita Terkait
Dokter hilang kena hantam gelombang saat memancing
Kamis, 18 April 2024 10:16 Wib
Presiden Korsel sebut penambahan sekolah kedokteran minimal 2.000
Senin, 1 April 2024 12:39 Wib
Dokter sebut anjuran jalan kaki dan naik tangga baik bagi kesehatan
Rabu, 27 Maret 2024 19:12 Wib
Dokter sebut pola makan tak sehat faktor utama penyakit jantung
Rabu, 27 Maret 2024 9:52 Wib
Mogok, polisi gerebek kantor ikatan dokter Korsel
Sabtu, 2 Maret 2024 11:03 Wib
Dokter mogok kerja, pemerintah Korsel adukan ke polisi
Jumat, 1 Maret 2024 9:16 Wib
Dokter sebut serangan DBD kedua kali berisiko lebih berat
Rabu, 28 Februari 2024 6:07 Wib
IDI: Indonesia butuh 78.400 dokter spesialis
Kamis, 22 Februari 2024 19:44 Wib