Sedotan bambu inovasi UMKM Lampung bisa kurangi kerusakan lingkungan

id umkm lampung,sedotan bambu lampung

Sedotan bambu inovasi UMKM Lampung bisa kurangi kerusakan lingkungan

Tri indah noviana pelaku UMKM kerajinan Lampung membuat inovasi sedotan bambu untuk jaga lingkungan, Bandar Lampung, Rabu 16/10/2019, (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Bandar Lampung (ANTARA) - Tri indah Noviana, salah seorang pelaku UMKM di bidang kerajinan tangan, berinovasi mengurangi penggunaan sedotan plastik dengan membuat sedotan bambu.

"Sedotan bambu merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik yang membahayakan alam dan satwa, " ujar Tri, di Bandar Lampung,  Rabu.

Menurutnya, satu sedotan bambu yang ia bandrol dengan harga Rp15.000 per buah, mampu bertahan cukup lama dan lebih ramah lingkungan.

"Meskipun harganya lebih mahal dari pada sedotan plastik,  satu buah sedotan bambu dapat menyumbang kelestarian alam kita selama kurang lebih lima tahun karena sedotan ini mampu bertahan lama, " katanya.

Baca juga : Kanada tanpa tas dan sedotan plastik lagi

Ide inovatif sedotan bambu tumbuh akibat adanya rasa prihatin melihat banyak satwa di laut tidak sengaja memakan sampah sedotan hingga mati.

"Awal karena kita melihat sampah sedotan plastik sangatlah berbahaya bagi kehidupan satwa dan lingkungan, sedih sekali melihat penyu yang dilindungi mati karena memakan sampah sedotan yang kita buang, sehingga saya berfikir lebih baik kita kembali ke alam agar kelestarian lingkungan tetap berjalan, " kata Tri.

Menurutnya,  dalam memproduksi sedotan bambu dirinya masih bergantung kepada perajin asal Jawa Tengah karena keterbatasan bahan baku.

"Untuk produksi masih di Jawa Tengah bekerjasama dengan saudara, dan untuk peminat rata-rata dari luar Lampung seperti Jakarta, Surabaya, dan ada pula dari luar negeri, " katanya.

Menurutnya, dalam satu bulan dirinya mampu menjual lebih dari 20 sedotan bambu beserta wadah dan pembersih sedotan buatannya.

"Bisa lebih dari 20 sedotan beserta wadah dan pembersih setiap bulannya,  karena banyak konsumen sadar akan pelestarian lingkungan, " ujar Tri.

Baca juga: Tetra Pak Indonesia menargetkan tingkat daur ulang kemasan 24 persen