Pentas "Somya Bhuta" Taman Budaya Bali pukau penonton PKN

id somya bhuta,disbud bali,pekan kebudayaan nasional 2019,taman budaya bali

Pentas "Somya Bhuta" Taman Budaya Bali pukau penonton PKN

Ggarapan "Somya Bhuta" yang dipentaskan Sanggar Taksu Agung mewakili UPTD Taman Budaya Bali di ajang Pekan Kebudayaan Nasional 2019 (ANTARA/Ni Luh Rhisma/2019)

Jakarta (ANTARA) - Garapan sajian tradisi Somya Bhuta yang dipentaskan Sanggar Taksu Agung mewakili  Taman Budaya Bali berhasil  mengundang decak kagum penonton di ajang Pekan Kebudayaan Nasional 2019. 

"Sajian 'Somya Bhuta' ini terinspirasi dari kesenian ogoh-ogoh yang biasanya diarak sehari sebelum Nyepi," kata Kasi Penyajian dan Pengembangan Seni Unit Pelaksana Teknis Dinas  (UPTD) Taman Budaya Bali I Wayan Widastra  usai pementasan sajian "Somya Bhuta" di Panggung Siregar, Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (12/10) malam.

Atraksi ogoh-ogoh (sejenis patung Bali), ujar dia, identik dengan malam ekspresi seni. Sedangkan secara filosofi, ogoh-ogoh mengangkat prosesi ritual konsep keseimbangan dengan menetralisir sifat negatif

Garapan "Somya Bhuta" di ajang Pekan Kebudayaan Nasional 2019 dipadukan dengan garapan tabuh baleganjur yang memberikan spirit semangat. Penampilan juga ditingkahi dengan komposisi warna musik baleganjur dalam gerakan rancak oleh para penabuh.

Penabuh dan penari pun  tampak cekatan memainkan berbagai instrumen seperti ceng-ceng, kemong, kendang dan alat musik gamelan lainnya, diiringi dengan tembang.

Garapan seni tersebut melibatkan penata tabuh Putu Tiodore Adi Bawa dan penata tari Ni Wayan Masri Yanti. Garapan "Somya Bhuta" sendiri melibatkan sebanyak 13 penabuh dan 4 penari.




"Kami menampilkan konsep penyajian garapan musik dan tari yang dibalut dalam baleganjur, yang atraktif dengan mengangkat konsep kearifan lokal Bali," ucapnya usai pementasan.

Sementara itu, penata tabuh Putu Tiodore Adi Bawa menambahkan, untuk konsep kebaruan dalam garapan ini, penampil melakukan penambahan teknik gerak musik gongseng (krincingan yang diikat pada kaki) sehingga menambah warna tampilan tersendiri.

Untuk bisa memadukan menggabungkan antara tari, tabuh, senirupa, dan sosok ogoh-ogoh, kata dia, membutuhkan persiapan dan latihan selama dua bulan.

"Memang banyak konsep tarian yang berkembang, kali ini kami coba meramu dengan memadukan gerak dan bunyi gongseng sebagai variasi sajian," katanya.

Sedangkan Kasubag Tata Usaha Taman Budaya, I Wayan Ria Arsika menambahkan, sejatinya UPT Taman Budaya mempunyai kegiatan setiap dua tahun yang dikemas dalam Temu Taman Budaya seluruh Indonesia.

"Karena tahun ini bertepatan dengan kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional 2019, maka ajang temu Taman Budaya dilaksanakan secara bersama-sama," ucap Ria Arsika.

Selain tim kesenian Bali, saat itu juga ada penampilan dari duta seni dari Provinsi Aceh, Sulawesi Utara, dan DKI Jakarta dengan kekhasan seni tradisi masing-masing.*