Sprinter Jamaika Fraser-Pryce raih gelar juara dunia keempat 100 meter

id Shelly-Ann Fraser-Pryce ,Fraser-pryce,kejuaraan atletik dunia,kejuaraan atletik dunia 2019,Elaine thompson

Sprinter Jamaika Fraser-Pryce raih gelar juara dunia keempat 100 meter

Shelly-Ann Fraser-Pryce dari Jamaika merayakan kemenangan meraih medali emas dalam final putri 100 meter di Kejuaraan Atletik Dunia IAAF di stadion Luzhniki, Moskow, Senin (12/8). (REUTERS/Dominic Ebenbichler)

Jakarta (ANTARA) - Sprinter Jamaika Shelly-Ann Fraser-Pryce berhasil meraih gelar juara dunia keempat kalinya setelah memenangi laga final 100m putri di Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, Minggu waktu setempat atau Senin dini hari WIB.

Pelari berusia 32 tahun itu sebelumnya meraih emas pada Kejuaraan Dunia 2009, 2013, dan 2015. Tahun ini, ia berhasil menambah gelarnya setelah mencatatkan waktu 10,71 detik pada final yang berlangsung di Stadion Internasional Khalifa.

Sebelumnya, Fraser-Pryce absen pada Kejuaraan Dunia 2017 karena cuti hamil dan melahirkan. Namun, ia kembali menggebrak lintasan lari jarak pendek dan jadi lawan terberat di tahun ini. Bahkan ia telah mendominasi sejak babak pertama dan keluar sebagai pemenangan dengan catatan waktu 10,80 detik.

Baca juga: DeAnna Price perempuan AS pertama raih juara dunia lontar martil

Sementara medali perak diraih oleh sprinter Inggris Asher-Smith yang finish di posisi kedua dengan catatan waktu 10,83 detik. Disusul di posisi ketiga ada peraih medali perak Kejuaraan Dunia 2017 Marie-Josee Ta Lou dengan catatan waktu 10,90 detik.

Elaine Thompson, yang merupakan rekan senegara Fraser-Pryce sekaligus peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 harus puas di posisi keempat dengan catatan waktu 10,93 detik.

Fraser-Pryce yang mengenakan wig kuning itu pun merayakan kemenangannya dengan menggendong putranya Zyon.

Baca juga: Tanpa Usain Bolt, Gatlin merasa hampa

“Bisa kembali berdiri di sini di usia 32 tahun dan menggendong bayi saya adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya tidak bisa tidur tadi malam. Terakhir kali saya berada di kejuaraan besar adalah pada 2016. Tetapi dengan ketangguhan hati kita pasti bisa mendapatkan apa yang diinginkan,” kata Fraser-Pryce seperti dikutip laman resmi IAAF.

"Saya tidak bisa mempercayainya. Saya bekerja sangat keras untuk kembali (berkompetisi).”

“Zyon dan suami saya adalah sumber kekuatan saya. Ketika semua orang meragukan saya, mereka tidak pernah melakukannya,” ujar Fraser-Pryce.
Baca juga: Ruth, pelari Kenya raih emas pertama kejuaraan dunia atletik 2019
Baca juga: Favorit juara 800m Lynsey Sharp tersisih dari kejuaraan dunia atletik