Koperasi disarankan gandeng swasta

id Koperasi perikanan,koperasi mina bahari,indramayu,kementerian koperasi dan ukm

Koperasi disarankan gandeng swasta

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria Simanungkalit. HO/Dokumentasi Humas Kemenkop.

Jakarta (ANTARA) - Koperasi disarankan untuk menggandeng swasta atau badan usaha lain termasuk perseroan terbatas agar bisa memperluas usaha ke berbagai sektor.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria Simanungkalit di Jakarta, Selasa, menyampaikan bahwa dalam meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan anggota koperasi perlu terobosan baru, yaitu membangun industrialisasi berbasis koperasi dengan model kemitraan inklusif berupa kemitraan yang saling menguntungkan.

"Arah kebijakan ke depan menumbuhkembangkan investasi usaha koperasi, koperasi tidak dimanja lagi dengan pola-pola lama seperti bantuan yang bersifat sosial tetapi mendorong membangun industri yang berkelanjutan,” katanya.

Ia mencontohkan pada sektor perikanan, koperasi bahari perlu masuk dalam ranah industrialisasi dan menjalin kemitraan dengan swasta.

Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan ada 1.988 koperasi di seluruh Indonesia yang bergerak di sektor perikanan dan kelautan.

“Dengan membangun industri, potensi kelautan dan perikanan lokal dapat tergarap optimal lewat koperasi,” katanya.



Faktanya, koperasi perikanan di antaranya Koperasi Mina Bahari di Indramayu, misalnya segera membangun pabrik tepung protein ikan dengan investasi mencapai Rp11,9 miliar dan kapasitas produksi 20 ton per bulan. Pembangunan pabrik akan bermitra dengan PT Aruna Industri Bintan.

“Hal ini sejalan dengan program prioritas nasional sesuai RKP 2019 membangun korporasi model koperasi melalui kemitraan,” kata Victoria.

Selain menyejahterakan anggota, Victoria menyampaikan tujuan lain pengembangan investasi usaha koperasi melalui industrialisasi adalah keterlibatan secara tidak langsung dalam penanganan stunting. Stunting menjadi masalah besar saat ini dan menjadi perhatian serius pemerintah.

Produksi ikan dengan produk akhir berupa protein ikan menjadi solusi asupan tambahan gizi. Ke depan Koperasi perikanan dapat mengambil peran dan berkontribusi untuk Indonesia Sehat. Dengan memperluas jangkauan pembangunan industri tersebut di berbagai daerah yang potensial.



Dalam kesempatan yang sama Asisten Deputi Perikanan dan Peternakan Kemenkop, Budi Mustopo menyampaikan kemitraan yang saling menguntungkan dimana koperasi yang mempunyai sumber bahan baku dan industri dalam hal ini PT Aruna Indutri Bintan yang mempunyai teknologi pengolahan dan kepastian serapan pasar dan tidak kalah penting adalah pendampingan dalam proses operasional.

Kemitraan yang terjalin antara Koperasi Mina Bahari dan PT Aruna Industri Bintan akan menyangkut aspek-aspek yang disebutkan oleh Budi Moestopo.

Perusahaan memberikan jaminan pasar, teknologi dan pendampingan operasional. Di lain pihak, Koperasi Mina Bahari menjamin ketersediaan ikan untuk kebutuhan bahan baku tepung protein ikan, menyediakan tenaga kerja, lahan dan investasi.

Budi mengatakan jalinan kemitraan antara koperasi dan swasta dapat mengatasi hambatan-hambatan koperasi menjadi sebuah industri. Selama ini aspek pembiayaan, operasional dan teknologi adalah kendala utama koperasi.

“Kemitraan ini membuka peluang untuk mencari akses pembiayaan yang lebih mudah, ada transfer teknologi dan peningkatan kompetensi SDM,” kata Budi.



Ia menegaskan industrialisasi hanya bisa terwujud jika ada dukungan pembiayaan dari lembaga perbankan dan non bank bagi kendala investasi koperasi.

Salah satunya dukungan pembiayaan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM. Terlebih, LPDB di bawah Kementerian Koperasi dan UKM ini sasaran pembiayaannya memang koperasi dan UMKM dengan memberikan bunga murah.

Budi menegaskan pembangunan industri berbasis koperasi perikanan akan semakin memperkuat koperasi dalam penguasaan teknologi, penyerapan tenaga kerja, menaikkan skala usaha. Lebih penting adalah peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.

Sekretaris Koperasi Mina Bahari, Royani mengatakan selama ini ada keinginan mereka untuk membangun industri pengolahan ikan. Tetapi terkendala dengan ketidakmampuan pemasaran dan SDM yang terbatas.

“Dengan adanya jaminan pasar dari PT Aruna, kami optimistis untuk melangkah ke arah industri. Pabrik tepung protein ikan ini merupakan langkah awal untuk membangun industri ke berbagai jenis produk yang ingin kami hasilkan,” kata Royani.