Kopi peninggalan Belanda saat ini tengah dikembangkan warga Rejang Lebong

id Kopi Rejang Lebong

Kopi peninggalan Belanda saat ini tengah dikembangkan warga Rejang Lebong

Tanaman kopi peninggalan bangsa Belanda di Desa Sindang Jati, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong. (Istimewa)

Rejang Lebong (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan saat ini kalangan  petani setempat sedang mengembangkan tanaman kopi peninggalan Belanda yang ada di daerah itu.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, M Yusup dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan tanaman kopi peninggalan Belanda tersebut terdapat di Desa Sindang Jati, Kecamatan Sindang Kelingi.

"Tanaman kopi yang ada di Desa Sindang Jati tersebut sudah berusia ratusan tahun, ini diperkirakan saat bangsa Belanda masuk ke Rejang Lebong sejak tahun 1809 sampai dengan tahun 1927," ujar Yusup.

Baca juga: Dispar Rejang Lebong mengembangkan ekonomi kreatif kerajinan khas

Tanaman kopi yang ada di Desa Sindang Jati ini tambah dia, berjumlah sekitar 1.000 batang dengan jenis arabika bourbon, di mana saat ini batang dari tanaman itu sudah cukup besar namun masih menghasilkan.

Kebun kopi itu sendiri diperkirakan merupakan perkebunan milik bangsa Belanda saat menjajah Indonesia dulunya, kemudian karena banyaknya serangan penyakit lantas ditinggalkan dan beralih membuka perkebunan teh maupun usaha penambangan emas.

"Kopi ini harus dilestarikan sebagai plasma nutfah, ini bisa menjadi sumber daya genetik kita. Disini juga masih ditemukan banyak heuler atau penggilingan kopi peninggalan Belanda, sehingga membuktikan jika di Rejang Lebong ini dulunya sudah menjadi pusat pengembangan tanaman kopi oleh bangsa Belanda," jelas dia.

Baca juga: Dispar Rejang Lebong siapkan fasilitas internet di objek wisata

Untuk itu, pihaknya sudah melakukan peninjauan ke Desa Sindang Jati dan memberikan pendampingan kepada petani guna melestarikan kopi peninggalan bangsa Belanda itu sehingga nantinya bisa dikembangkan lagi sebagai salah satu produk unggulan daerah, karena cita rasa kopi jenis ini berbeda dari jenis kopi lainnya.

Berdasarkan data yang ada di Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong sampai akhir 2018 lalu, luasan kebun kopi robusta di daerah itu mencapai 23.036,65 hektare dengan produksi 15.853,117 ton atau rata-rata produksi per hektare 870 kg.

Sedangkan untuk tanaman kopi arabika seluas 386 hektare dengan produksi per tahun 52,125 ton, atau rata-rata produksi per hektare 386 kg.

Baca juga: Dispar Rejang Lebong siapkan fasilitas internet di objek wisata