Havana (ANTARA) - Kelompok yang terdiri atas 55 wartawan independen, blogger dan pegiat di Kuba yang dikuasai Komunis, pekan ini meluncurkan petisi yang mengecam maraknya penindasan atas media dan menyeru jaminan kebebasan pers.
Hingga kini hampir 900 orang menandatangani petisi yang dipublikasi pada Selasa, yang juga memperingatkan penindakan keras lainnya oleh pemerintah seperti "Black Spring" 2003 ketika 75 pembangkang, termasuk 29 wartawan dijebloskan ke penjara.
Negara Kuba memonopoli media tradisional, namun jurnalisme independen daring menjamur dalam beberapa tahun terakhir di Kuba seiring dengan meluasnya akses internet.
Otoritas sebagian besar mentolerir outlet ini, yang berada di ruang hukum abu-abu, meski mereka telah memblokir sejumlah situs. Awak media mengaku mereka juga telah menghadapi intimidasi yang terjadi belakangan ini.
Hal itu mencakup penahanan singkat, penggerebekan rumah, penyitaan peralatan, interogasi, pencekalan, aksi pencemaran nama baik, peretasan akun pribadi hingga intimidasi rekan dan juga keluarga.
"Penindasan fisik, yuridis dan psikologis meningkat," bunyi petisi, yang dipublikasi di grup aksi daring Avaaz.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Wartawan jadi korban penipuan melalui medsos hingga Rp66,5 juta
Senin, 1 April 2024 10:38 Wib
Dua media dan wartawan di Makassar kembali digugat Rp700 miliar terkait pemberitaan
Rabu, 21 Februari 2024 6:12 Wib
Dua oknum wartawan peras kades di Ponorogo ditangkap polisi
Rabu, 21 Februari 2024 5:36 Wib
Dubes: Wartawan Malaysia dan Indonesia jembatani persaudaraan serumpun
Selasa, 20 Februari 2024 12:04 Wib
PWI: Pameran foto ANTARA tambah kualitas perayaan HPN 2024
Sabtu, 17 Februari 2024 8:27 Wib
Dua jurnalis LKBN ANTARA Biro Lampung raih penghargaan AJP 2023
Rabu, 24 Januari 2024 18:09 Wib
Polisi tetapkan kepala JPL Bulog Maluku jadi tersangka keroyok wartawan
Selasa, 16 Januari 2024 22:59 Wib
DK PWI: Etika dan kompetensi lindungi profesi wartawan
Jumat, 22 Desember 2023 14:37 Wib