Kabupaten Kutai Timur kekurangan bidan dan perawat

id Tenaga Medis Kutim

Kabupaten Kutai Timur kekurangan bidan dan perawat

Seorang bidan memberikan suntikan pada balita saat imunisasi di Posyandu RW 06, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta, Selasa (26/6/2019) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur membutuhkan sejumlah tenaga medis karena tenaga kerja kontrak berprofesi perawat dan bidan mengundurkan diri.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur dr Bahrani dihubungi dari Samarindah, Senin, mengatakan kondisi tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan, khususnya di puskesmas, mengalami kendala.

Ia menjelaskan banyak Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D), yakni perawat dan bidan di puskesmas di daerah itu yang telah mengundurkan diri dengan alasan yang beragam, antara lain ikut suami, tidak tahan di daerah kerja, dan pindah bekerja di tempat lain.

“Solusinya, tenaga perawat yang ada ditambah pekerjaannya. Yang tadinya biasanya hanya pegang dua pasien, sekarang bertambah bisa sampai empat pasien,” kata dia.

Bahrani menambakan pihak puskesmas sudah menyampaikan usulan nama-nama baru (perawat pengganti), sedangkan kebjjakan pemkab setempat tidak mengangkat TK2D baru karena keterbatasan anggaran.

“Puskesmas yang kekurangan tenaga medis (perawat maupun bidan), yakni Puskesmas Batu Ampar, Long Mesangat, Busang, dan Kaliorang. Kami telah memberikan usulan. Jika keadaan ini tidak cepat diatasi, maka pelayanan di puskesmas tidak akan maksimal. Sebab kekurangan tenaga,” katanya.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Timur Irawansyah mengatakan untuk TK2D memang tidak ada penambahan kuota.

Namun, kata dia, untuk nama-nama yang sudah mengundurkan diri dapat digantikan dengan nama yang baru agar pelayanan di puskesmas-puskesmas bisa berjalan sebagaimana mestinya.

“Tidak ada penambahan TK2D, tetapi usulkan saja dengan nama yang sudah. Tahun 2020 akan diganti dengan nama-nama yang baru, sesuai dengan kebutuhan puskesmas,” ucap dia.