Wakil Ketua MPR ajak generasi muda jadikan pendiri bangsa tokoh inspirasi

id Empat pilar MPR,Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua MPR ajak generasi muda jadikan pendiri bangsa tokoh inspirasi

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) di hadapan ratusan anggota Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam (Himi Persis) saat menghadiri Muktamar IX Himi Persis di Bandung, Jawa Barat, Senin (2/9/2019) (Dok.MPR)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) di hadapan ratusan anggota Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam (Himi Persis) mengajak untuk menjadikan pendiri bangsa sebagai tokoh inspirasi.

Hal ini diungkapkan HNW saat menghadiri Muktamar IX Himi Persis di Bandung, Jawa Barat, Senin. Kehadirannya ini juga untuk memberikan sosialisasi dengan tema 'Mengokohkan Pilar Kebangsaan Menuju Indonesia Emas 2045'.

Kepada mereka, Alumni Pondok Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, ini mengingatkan agar generasi muda jangan melupakan sejarah perjalanan bangsa karena saat ini masyarakat banyak yang melupakan sejarah bangsa.

"Padahal pesan Presiden Soekarno, Jas Merah, jangan sekali kali melupakan sejarah", ujarnya.

Dari ketidaktahuan masyarakat tentang sejarah bangsa inilah, menurut HNW, ada upaya memposisikan ummat Islam tidak mempunyai peran.

"Sehingga seolah-olah tak ada hubungan antara Indonesia dengan ummat Islam. Banyak generasi muda yang tak tahu relasi antara Islam dan Indonesia," tambahnya.

HNW menjelaskan bahwa peran ummat Islam dalam sejarah perjalanan bangsa demikian besar, dimana banyak tokoh-tokoh ummat Islam sebagai pendiri bangsa yang terkenal sebagai orang yang terdidik, cerdas, dan terpelajar.

"Karena kehebatannya bisa menyelamatkan bangsa", tambahnya.

Ia mencontohkan Agus Salim merupakan orang yang menguasai banyak bahasa dan pernah menjadi diplomat.

Lebih lanjut dipaparkan, banyak perjuangan tokoh Islam untuk NKRI.

Ia menyebut tokoh Persis, Muhammad Natsir, mempunyai andil besar dalam menyelamatkan keutuhan bangsa. Disebut, Belanda tak ingin bangsa ini kokoh bersatu.

Untuk itu Belanda membentuk RIS (Republik Indonesia Serikat).

Hal demikian dirasa oleh Natsir sebagai sebuah penyimpangan cita-cita Indonesia merdeka. Untuk itu dirinya mengeluarkan Mosi Integral.

Mosi yang menginginkan Indonesia kembali menjadi NKRI. "Mosi ini didukung oleh Soekarno, Hatta, dan politisi lainnya", ujarnya.

"Akhirnya bangsa ini kembali ke NKRI karena Natsir", tegasnya.

Kiprah dan perjuangan para tokoh umat Islam dalam memperjuangkan dan membentuk Indonesia itu diharap oleh Hidayat Nur Wahid untuk dijadikan inspirasi bagi generasi muda, generasi Himi Persis.

Keterlibatan tokoh-tokoh umat Islam dalam sejarah bangsa juga diharapkan kepada ummat Islam sebagai modal untuk terus mendukung dan berkontribusi pada bangsa dan negara.

Ditegaskan, dirinya mengajak Himi Persis untuk ikut berkontribusi pada bangsa dan negara sesuai dengan kekhasan masing-masing.



"Seperti yang dilakukan oleh Natsir sebagai orang Persis," katanya.

Pengurus Persis, Dr Nurmawan, dalam kesempatan itu menyebut Muktamar IX Himi Persis sebagai momen yang strategis di tengah persoalan yang ada.

"Intinya seluruh komponen bangsa perlu bersinergi dalam rangka menyelesaikan masalah yang ada", paparnya.

Dirinya sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Hidayat Nur Wahid, bahwa Persis harus bisa melahirkan tokoh sekaliber Natsir.

"Saya melihat Himi Persis mampu menopang bangsa ini untuk ke depan", ucapnya.