PGN siap pasok dan bangun jaringan pipa gas bumi di ibu kota baru

id pgn,gas,ibu kota baru

PGN siap pasok dan bangun jaringan pipa gas bumi di ibu kota baru

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso (kedua dari kiri) dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/8/2019). ANTARA/Aji Cakti

Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN siap memasok dan membangun jaringan pipa gas bumi beserta infrastrukturnya untuk lokasi ibu kota baru di wilayah provinsi Kalimantan Timur mengingat PGN telah memiliki operasional di provinsi tersebut.

"Kita siap untuk memasok dan membangun jaringan pipa serta infrastrukturnya, karena kebetulan PGN sudah memiliki operasi di daerah Kalimantan Timur," ujar Direktur Utama PGN Gigih Prakoso dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Gigih menjelaskan  PGN sangat mendukung pemindahan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur, mengingat daerah Kalimantan kaya akan sumber-sumber gas bumi.

Selain itu ibu kota baru di wilayah Kalimantan Timur juga kemungkinan akan didesain dengan menggunakan energi ramah lingkungan yakni sumber energi gas.

Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo pada Senin (26/8) siang memutuskan kawasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sebagai kawasan ibu kota baru pemerintahan. Presiden mengatakan bahwa pemerintah telah mengkaji sejumlah calon kawasan ibu kota di Pulau Kalimantan.


Jokowi menjelaskan bahwa Kalimantan Timur dipilih karena memenuhi sejumlah kriteria kebutuhan kawasan ibu kota, yakni risiko bencana yang minim, memiliki lokasi strategis di tengah-tengah Indonesia, dan ketiga berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang, yakni Balikpapan dan Samarinda.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan potensi kebutuhan gas terkait rencana pemindahan ibukota di Kalimantan sekaligus menjadikan pulau tersebut sebagai kawasan "green energy" atau energi ramah lingkungan, mencukupi.

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa enjelaskan bahwa dari sisi alokasi gas BPH Migas maka diperkirakan kebutuhan gas bumi terkait rencana pemindahan ibukota di Kalimantan sekitar 1.532,52 MMSCFD.

Perkiraan kebutuhan itu terdiri dari perkiraan kebutuhan untuk pembangkit listrik sekitar 528,6 MMSCFD, kemudian potensi untuk kebutuhan ibukota dengan asumsi 1,5 juta penduduk sekitar 34,7 MMSCFD, lalu potensi pemindahan 34 kantor kementerian membutuhkan sekitar 17,02 MMSCFD.

Sedangkan potensi kebutuhan gas untuk kawasan industri yang dibangun sepanjang Kalimantan yakni di Maloy Batuta (Kalimantan Timur), Tanah Kuning (Kalimantan Utara), Landak dan Ketapang (Kalimantan Barat) serta di Batulicin dan Jorong (Kalimantan Selatan) mencapai sekitar 851,2 MMSCFD.